”Nyamuk ini aktif menggigit di sore atau malam hari, terutama di tempat lembah dan ada genangan, ini biasanya terjadi saat musim penghujan,” terangnya kepada Murianews.com, Senin (13/1/2025).
Ia menyatakan setiap orang, baik yang pernah terkena maupun belum, agar tetap memperhatikan persoalan ini. Meskipun pernah terjangkit dapat berpotensi untuk terserang lagi.
Menurut penuturannya, terdapat beberapa gejala awal yang ditemukan akibat dampak terjangkit DBD. Antara lain, demam tinggi mendadak mencapai 40 derajat celsius.
”Kemudian nyeri kepala dan belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual atau muntah, serta terdapat ruam merah pada kulit tubuh,” ungkapnya.
Munaji menyampaikan, masyarakat harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi hal itu merebak dan menjangkiti.
Murianews, Kudus – Badan Penanggulangam Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Jawa Tengah mengimbau kepada masyarakat agar terus waspada terhadap Demam Berdarah Dengeu (DBD). Mengingat saat ini sudah memasuki musim hujan.
Kasi Kedaruratan BPBD Kudus Ahmad Munaji mengatakan, penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aides Aegepty. Nyamuk itu sangat mudah berkembang di musim hujan.
”Nyamuk ini aktif menggigit di sore atau malam hari, terutama di tempat lembah dan ada genangan, ini biasanya terjadi saat musim penghujan,” terangnya kepada Murianews.com, Senin (13/1/2025).
Ia menyatakan setiap orang, baik yang pernah terkena maupun belum, agar tetap memperhatikan persoalan ini. Meskipun pernah terjangkit dapat berpotensi untuk terserang lagi.
Menurut penuturannya, terdapat beberapa gejala awal yang ditemukan akibat dampak terjangkit DBD. Antara lain, demam tinggi mendadak mencapai 40 derajat celsius.
”Kemudian nyeri kepala dan belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual atau muntah, serta terdapat ruam merah pada kulit tubuh,” ungkapnya.
Munaji menyampaikan, masyarakat harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi hal itu merebak dan menjangkiti.
Tips mengantisipasi...
Ia menyebut pentingnya penerapan prinsip 3M plus untuk menghadapi itu. Pertama adalah menguras penampungan air yang ada di sekitar tempat tinggal.
”Tampungan atau genangan air bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk, maka dari itu perlu dibersihkan setiap saat,” ujarnya.
Selanjutnya, menutup tempat penyimpanan air agar tidak bisa dijamah nyamuk sehingga tidak dapat menjadi tempat berkembang biak. Lalu, mendaur ulang barang bekas yang disinyalir bisa menjadi sarang nyamuk.
Ia berujar, satu prinsip lagi yakni plus, dengan cara menggunakan kelambu pada tempat tidur, memakai lotion anti nyamuk, atau menanam tanaman pengusir nyamuk.
”Tanaman pengusir nyamuk antara lain seperti serai, lavender, dan sebagainya. Paling penting adalah menerapkan pola hidup sehat agar tidak mudah terjangkiti,” terangnya.
Ia berharap, seluruh masyarakat di Kudus dapat memperhatikan kebersihan lingkungannya saat musim penghujan ini. Sehingga tidak ditemukan lagi kasus DBD di masyarakat.
Editor: Cholis Anwar