Dalam proses transaksi, Bulog memastikan pembayaran kepada petani dilakukan secara langsung, baik dalam bentuk tunai maupun melalui transfer bank. Sistem ini bertujuan untuk memberikan kepastian dan kemudahan bagi petani dalam menjual hasil panennya.
”Dengan adanya program penyerapan ini, kami berharap kesejahteraan petani semakin meningkat. Selain itu, langkah ini juga akan berkontribusi dalam menjaga stabilitas ketersediaan beras nasional,” tambahnya.
Murianews, Kudus – Perum Bulog menegaskan komitmennya untuk menyerap 23.000 ton gabah dari petani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sepanjang tahun 2025.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat untuk menjaga ketahanan pangan nasional dengan memastikan hasil panen petani terserap dengan baik.
Kepala Gudang Bulog Kaliwungu, Kudus, Eko Setyawan mengatakan, pihaknya siap menyerap seluruh hasil panen petani tanpa membatasi kualitas tertentu. Hal ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi petani dalam menjual gabah mereka.
”Jika semua petani bersedia menjual gabahnya ke Bulog, maka kami akan menyerap seluruhnya. Tidak ada kriteria khusus dalam penerimaan gabah, sehingga semua kualitas tetap kami serap,” ujarnya kepada Murianews.com, Jumat (14/2/2025).
Dalam skala lebih luas, Bulog menargetkan penyerapan sebesar 91.000 ton gabah untuk wilayah Pati Raya pada tahun 2025. Proses ini dilakukan melalui sistem yang terintegrasi dengan berbagai pihak terkait.
Untuk memastikan kualitas beras yang dihasilkan, Bulog telah menjalin kerja sama dengan kelompok tani (poktan) sebagai mitra pengolahan.
Gabah yang diterima akan melalui proses pengecekan kadar air dan kandungan kotoran sebelum dikeringkan di penggilingan. Setelah itu, beras yang dihasilkan akan disimpan di gudang Bulog untuk distribusi lebih lanjut.
”Gabah yang kami serap harus melalui proses pengecekan kadar air, kandungan kotoran, dan tahap pengeringan sebelum akhirnya diolah menjadi beras yang siap disimpan dan didistribusikan,” terangnya.
Standar kualitas...
Standar kualitas yang diterapkan Bulog mencakup kadar air maksimal 14 persen, tingkat kepatahan 25 persen, kandungan menir (broken) maksimal 2 persen, serta kadar pH sebesar 6,8.
Dalam proses transaksi, Bulog memastikan pembayaran kepada petani dilakukan secara langsung, baik dalam bentuk tunai maupun melalui transfer bank. Sistem ini bertujuan untuk memberikan kepastian dan kemudahan bagi petani dalam menjual hasil panennya.
”Dengan adanya program penyerapan ini, kami berharap kesejahteraan petani semakin meningkat. Selain itu, langkah ini juga akan berkontribusi dalam menjaga stabilitas ketersediaan beras nasional,” tambahnya.
Editor: Cholis Anwar