Angka itu menempatkan Kudus di posisi kedua terendah dalam hal inflasi dari enam kabupaten/kota di Jawa Tengah yang masuk dalam wilayah penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus, Eko Suharto menyebutkan pengeluaran terbesar di masyarakat mendorong terjadinya inflasi di Kudus.
”Kelompok makanan, minuman dan tembakau juga memberi andil signifikan, naik sebesar 1,6 persen dengan kontribusi inflasi sebesar 0,47 persen,” jelasnya Rabu (9/4/2025).
Secara rinci, lima komoditas utama penyumbang inflasi di Kudus Maret, yakni tarif listrik dengan andil 0,62 persen, diikuti bawang merah 0,22 persen, emas perhiasan 0,06 persen, telur ayam ras 0,03 persen, dan udang basah 0,03 persen.
Tarif listrik menjadi penyumbang terbesar karena adanya penyesuaian tarif dasar untuk rumah tangga tertentu.
Namun demikian, ada pula beberapa komoditas yang justru memberikan andil terhadap terjadinya deflasi, meskipun sangat kecil.
Murianews, Kudus – Kabupaten Kudus mengalami inflasi sebesar 1,29 persen pada Maret 2025. Angka tersebut naik dari bulan sebelumnya, di mana pada Februari di Kudus inflasi sebesar 0,99 persen.
Angka itu menempatkan Kudus di posisi kedua terendah dalam hal inflasi dari enam kabupaten/kota di Jawa Tengah yang masuk dalam wilayah penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus, Eko Suharto menyebutkan pengeluaran terbesar di masyarakat mendorong terjadinya inflasi di Kudus.
Di antaranya, pengeluaran untuk kebutuhan air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang naik 7,43 persen dengan kontribusi pada inflasi sebesar 0,63 persen.
”Kelompok makanan, minuman dan tembakau juga memberi andil signifikan, naik sebesar 1,6 persen dengan kontribusi inflasi sebesar 0,47 persen,” jelasnya Rabu (9/4/2025).
Secara rinci, lima komoditas utama penyumbang inflasi di Kudus Maret, yakni tarif listrik dengan andil 0,62 persen, diikuti bawang merah 0,22 persen, emas perhiasan 0,06 persen, telur ayam ras 0,03 persen, dan udang basah 0,03 persen.
Tarif listrik menjadi penyumbang terbesar karena adanya penyesuaian tarif dasar untuk rumah tangga tertentu.
Namun demikian, ada pula beberapa komoditas yang justru memberikan andil terhadap terjadinya deflasi, meskipun sangat kecil.
Komoditas Pemicu Deflasi...
Komoditas itu antara lain kacang panjang, cabai merah, dan buncis yang masing-masing memberi andil 0,01 persen. Sedangkan ikan teri dan kentang tercatat dengan andil deflasi 0,00 persen.
”Ini menunjukkan, meskipun beberapa harga bahan pangan menurun, tapi tidak cukup untuk menahan tekanan inflasi dari sektor energi dan makanan pokok lainnya,” tambahnya.
Dalam skala wilayah, inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Wonosobo sebesar 1,69 persen. Sementara inflasi terendah berada di Kabupaten Rembang dengan 1,28 persen.
Sedangkan, IHK Kudus tercatat sebesar 107,19 persen. Itu memperlihatkan tingkat perubahan harga yang relatif stabil namun tetap perlu diwaspadai.
”BPS Kudus akan terus memantau pergerakan harga dan mendorong pemerintah daerah untuk menjaga ketersediaan dan distribusi barang, guna mengantisipasi gejolak harga di bulan-bulan berikutnya,” ujarnya.
Editor: Zulkifli Fahmi