Rabu, 19 November 2025

Murianews, Blora – Di antara 1.048 PPPK di lingkungan Pemkab Blora yang dilantik Selasa (29/4/2025), terdapat satu sosok yang menarik perhatian. Sosok tersebut yakni, Karni.

Perempuan 57 tahun itu diketahui merupakan mantan atlet dayung Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Ia pernah menjadi pahlawan yang mengharumkan nama Blora dan Indonesia di kancah internasional.

Kini, perempuan asal Desa Tempuran, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora itu, telah menyandang PPPK. Penantian itu telah ditunggunya hingga 27 tahun lamanya.

Ditemui di sela-sela kesibukannya di Bilangan Tirtonadi, Wanita yang sudah memiliki satu cucu itu bersyukur akhirnya bisa diangkat menjadi PPPK di Dinporabudpar Blora.

Meski masa pengabdiannya tinggal satu tahun lagi alias akan pensiun tahun depan, Karni tak mempermasalahkannya. Ia bersyukur karena beberapa temannya justru tak bisa diangkat jadi PPPK.

”Ndak masalah. Saya sangat bersyukur, dan memang ini sudah diatur Tuhan bahwa saya diangkat menjadi pegawai disaat usia saya sudah 57 tahun lebih 4 bulan ini,” tandasnya.

Karni pun berterima kasih pada Bupati Blora Arief Rohman yang telah memperjuangkannya, hingga akhirnya bisa dilantik menjadi PPPK.

”Terimakasih Pak Arief atas semuanya. Saya sangat bersyukur bisa diangkat menjadi tenaga PPPK. Mohon maaf kalau selama ini saya ada salah,” ungkap Karni.

Raih Medali Emas... 

Diketahui, Karni merupakan atlet dayung sejak 1988 silam. Ia pertama kalinya mewakili Jawa Tengah di PON 1989 dan 1993.

Karni menceritakan, awalnya ia tertarik untuk menjadi atlet dayung setelah melihat para atlet berlatih di Waduk Tempuran. Saat itu, pelatih Dayung Sukiman kemudian mengajaknya bergabung dan berlatih.

Ia pun mampu menunjukkan minat bakatnya dengan baik dan membawanya meraih sejumlah prestasi. Meski pada awal kariernya, Karni belum mendapatkan medali, ia tak patah arang.

Karni pun terus berlatih, hingga akhirnya berhasil menyabet medali perunggu di ajang PON. Tak hanya itu, ia juuga berhasil mempersembahkan tiga medali emas dan satu perak saat SEA Games 1996.

Pada 1997, ia kemudian mengikuti kejuaraan dayung dunia di Hongkong. Pada kejuaraan itu, ia bersama kelimpoknya berhasil meraih tiga medali emas dan satu perak di kelas Perahu Dragon.

Karena prestasinya itu, ia kemudian ditarik menjadi tenaga honorer di Pemkab Blora. Tiga bulan di Setda Blora, ia kemudian menjadi petugas kebersihan di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporapar).

Saat itu, ia bertugas di lingkungan Sayuran yang satu Lokasi dengan wisata kolam renang. Tiga tahun bertugas di sana, Karni kemudian ditugaskan di Taman Sarbini.

Di sela-sela tugasnya sebagai tenaga honorer, ia masih berlatih dan mengharumkan nama Blora lewat olah raga dayung. Karni akhirnya memutuskan gantung dayung pada 2012 mengingat usianya sudah mulai senja.

Tak Miliki Ijazah... 

Setelah itu, ia kemudian ditugaskan menjadi tenaga kebersihan di Tirtonadi pada 2013 hingga saat ini.

Karni mengatakan, mulanya ia sudah mendapatkan kesempatan untuk menjadi pegawai pemerintah pada 2008 lalu. Hanya saja ia tak bisa diangkat karena tak memiliki ijazah di jenjang pendidikan.

Ia kemudian mengikuti pendidikan kesetaraan Paket A, hingga akhirnya berhasil mendapatkan ijazah setara SD.

Pada 2010, ia kemudian mencoba mendaftar saat ada pembukaan formasi CPNS. Namun, lagi-lagi ia gagal karena tak lolos mengikuti seleksi.

Meski begitu, Karni tetap mengabdi sebagai pegawai honorer meski hanya sebagai tenaga kebersihan di Disporabudpar Blora. Ia percaya, jodoh, rezeki dan kematian memang sepenuhya Allah yang mengatur.

Kesabarannya akhirnya membuahkan hasil ketika Pemkab Blora dipimpin Arief Rohman. Ia pun mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tes PPPK.

Akhirnya, pada 2025, Karni diangkat menjadi PPPK. Meski saat ini ia hanya memiliki ijazah SD, Karni bersyukur.

”Saya harus bersyukur meski hanya sekitar satu tahun lagi pensiun. Sekali lagi terima kasih Pak Bupati Arief. Mohon maaf kalau selama ini saya ada salah,” tutur Karni.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler