Menengok Tradisi Nguras Sumur Dieng di Grobogan
Saiful Anwar
Kamis, 17 Agustus 2023 12:53:00
Murianews, Grobogan – Kabupaten Grobogan memiliki tradisi unik bernama Nguras Sumur Dieng. Tradisi ini dilakukan di Desa Lemahputih, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Tradisi ini digelar setiap tiga tahun sekali tepat pada Kamis Kliwon di bulan Agustus atau September. Hari ini, Kamis (17/8/2023), merupakan Kamis Kliwon dan bertepatan dengan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.
Nguras Sumur Dieng dimulai dengan upacara selamatan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan di dekat sumur Dieng. Usai selamatan, proses menguras sumur yang berada di bawah pohon berukuran raksasa itu pun dimulai.
Proses menguras ini turut diiringi karawitan dengan lagu-lagu Jawa Klangenan. Di sepanjang prosesi menguras sumur, para warga, dari anak-anak, dewasa hingga orangtua saling melempar dan melaburi lumpur rekannya.
Kebanyakan yang diincar untuk ditaburi lumpur yakni bagian wajah. Pemandangan itu pun memberi hiburan tersendiri bagi ratusan warga lain yang menonton prosesi tersebut.
Salah satu sesepuh Desa Lemahputih, Amin mengatakan, tradisi ini sudah dilakukan turun-temurun sejak dulu.
’’Setiap tiga tahun sekali dilakukan di bulan Agustus atau September, hari Kamis Kliwon,’’ katanya.
Acara itu digelar untuk mensyukuri adanya sumur dieng yang tak pernah kering dalam kondisi kemarau separah apa pun. Karena itu, meski tubuh berlumuran lumpur karena dilempar sesama warga, tidak ada yang marah.
’’Kemarau sepanjang seperti apa pun, sumur ini tidak pernah kering. Makanya tidak ada yang marah saat dilempari lumpur atau diguyur air berlumpur,’’ imbuhnya.
Amin menerangkan, asal mula penamaan sumur Dieng itu, suatu hari ada warga yang mencuci di sumur tersebut. saat selesai mencuci, kain yang dicuci tiba-tiba berubah menjadi cokelat atau teyeng alias karat. Warga kemudian menyebutnya dengan sumur Dieng, yang dirasa lebih mudah pengucapannya.
’’Sumur Dieng itu dahulu kala, ceritanya ada warga yang mencuci di situ, warna kainnya berubah jadi cokelet atau teyeng,’’ jelasnya.
Reporter: Saiful Anwar
Murianews, Grobogan – Kabupaten Grobogan memiliki tradisi unik bernama Nguras Sumur Dieng. Tradisi ini dilakukan di Desa Lemahputih, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Tradisi ini digelar setiap tiga tahun sekali tepat pada Kamis Kliwon di bulan Agustus atau September. Hari ini, Kamis (17/8/2023), merupakan Kamis Kliwon dan bertepatan dengan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.
Nguras Sumur Dieng dimulai dengan upacara selamatan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan di dekat sumur Dieng. Usai selamatan, proses menguras sumur yang berada di bawah pohon berukuran raksasa itu pun dimulai.
Proses menguras ini turut diiringi karawitan dengan lagu-lagu Jawa Klangenan. Di sepanjang prosesi menguras sumur, para warga, dari anak-anak, dewasa hingga orangtua saling melempar dan melaburi lumpur rekannya.
Kebanyakan yang diincar untuk ditaburi lumpur yakni bagian wajah. Pemandangan itu pun memberi hiburan tersendiri bagi ratusan warga lain yang menonton prosesi tersebut.
Salah satu sesepuh Desa Lemahputih, Amin mengatakan, tradisi ini sudah dilakukan turun-temurun sejak dulu.
’’Setiap tiga tahun sekali dilakukan di bulan Agustus atau September, hari Kamis Kliwon,’’ katanya.
Acara itu digelar untuk mensyukuri adanya sumur dieng yang tak pernah kering dalam kondisi kemarau separah apa pun. Karena itu, meski tubuh berlumuran lumpur karena dilempar sesama warga, tidak ada yang marah.
’’Kemarau sepanjang seperti apa pun, sumur ini tidak pernah kering. Makanya tidak ada yang marah saat dilempari lumpur atau diguyur air berlumpur,’’ imbuhnya.
Amin menerangkan, asal mula penamaan sumur Dieng itu, suatu hari ada warga yang mencuci di sumur tersebut. saat selesai mencuci, kain yang dicuci tiba-tiba berubah menjadi cokelat atau teyeng alias karat. Warga kemudian menyebutnya dengan sumur Dieng, yang dirasa lebih mudah pengucapannya.
’’Sumur Dieng itu dahulu kala, ceritanya ada warga yang mencuci di situ, warna kainnya berubah jadi cokelet atau teyeng,’’ jelasnya.
Reporter: Saiful Anwar