Kerugian Banjir Grobogan Bulan Lalu Capai Rp 94 Miliar
Saiful Anwar
Sabtu, 9 Maret 2024 20:23:00
Murianews, Grobogan – Kerugian banjir Grobogan, Jawa Tengah pada Februari 2024 lalu mencapai Rp 94,076 miliar. Kerugian materiil tersebut belum termasuk aset Pemprov Jateng yang masih dalam penghitungan.
”Jumlah kerugian Rp 94.076.325.500. Data masih belum berubah. Untuk yang kewenangan provinsi belum terdata,” kata Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih, Sabtu (9/3/2024).
Dari perhitungan BPBD, Endang menambahkan, total terdapat 30.801 rumah, 76 sekolah, dan 75 tempat ibadah tergenang dari total 16 kecamatan dari 84 desa dalam peristiwa banjir grobogan. Dari total rumah terdampak, terdapat 5 rumah hanyut, 2 rumah roboh, 6 rumah rusak sedang, dan 19 rumah rusak ringan. Selain itu, total terdapat 5.744 hektar sawah tergenang.
Kemudian, ada 513 warga mengungsi dan 1 orang meninggal dunia. Total, terdapat 6 titik tanggul jebol dalam banjir tesebut.
Banjir itu pun menjadi yang terbesar dalam setidaknya satu dekade terakhir, di mana kantor bupati Grobogan ikut tergenang selama sehari penuh. Banjir ini pun menjadi perhatian serius Pemkab Grobogan.
Pada pekan lalu, Pemkab melalui Bappeda Grobogan menggelar focus group discussion (FGD) yang melibatkan sejumlah unsur. Selain pihak Pemprov, unsur dari kementerian terkait juga dilibatkan.
Sekda Grobogan Anang Armunanto sebelumnya menyatakan, melalui FGD tersebut pihaknya ingin lebih mengetahui penyebab banjir, terutama yang terjadi pada awal Februari lalu. Dengan begitu, pihaknya bisa menganalisa sejauh mana banjir tersebut dapat diantisipasi.
”Kami minta Bappeda menggelar FGD terkait penanganan banjir, lebih-lebih awal 2024 kemarin terjadi lumayan besar,” paparnya.
Anang menuturkan, FGD tersebut penting digelar, apalagi saat ini pihaknya tengah menyusun perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah. Dari paparan dalam FGD tersebut, pihaknya tak bisa memungkiri bahwa salah satu penyebab banjir adalah banyaknya lahan hujan yang ditanami tanaman musiman. Akibat hal tersebut, air hujan tidak bisa meresap alias langsung mengalir ke sungai yang rentan hingga terjadi jebol dan akhirnya banjir.
Editor: Budi Santoso
Murianews, Grobogan – Kerugian banjir Grobogan, Jawa Tengah pada Februari 2024 lalu mencapai Rp 94,076 miliar. Kerugian materiil tersebut belum termasuk aset Pemprov Jateng yang masih dalam penghitungan.
”Jumlah kerugian Rp 94.076.325.500. Data masih belum berubah. Untuk yang kewenangan provinsi belum terdata,” kata Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih, Sabtu (9/3/2024).
Dari perhitungan BPBD, Endang menambahkan, total terdapat 30.801 rumah, 76 sekolah, dan 75 tempat ibadah tergenang dari total 16 kecamatan dari 84 desa dalam peristiwa banjir grobogan. Dari total rumah terdampak, terdapat 5 rumah hanyut, 2 rumah roboh, 6 rumah rusak sedang, dan 19 rumah rusak ringan. Selain itu, total terdapat 5.744 hektar sawah tergenang.
Kemudian, ada 513 warga mengungsi dan 1 orang meninggal dunia. Total, terdapat 6 titik tanggul jebol dalam banjir tesebut.
Banjir itu pun menjadi yang terbesar dalam setidaknya satu dekade terakhir, di mana kantor bupati Grobogan ikut tergenang selama sehari penuh. Banjir ini pun menjadi perhatian serius Pemkab Grobogan.
Pada pekan lalu, Pemkab melalui Bappeda Grobogan menggelar focus group discussion (FGD) yang melibatkan sejumlah unsur. Selain pihak Pemprov, unsur dari kementerian terkait juga dilibatkan.
Sekda Grobogan Anang Armunanto sebelumnya menyatakan, melalui FGD tersebut pihaknya ingin lebih mengetahui penyebab banjir, terutama yang terjadi pada awal Februari lalu. Dengan begitu, pihaknya bisa menganalisa sejauh mana banjir tersebut dapat diantisipasi.
”Kami minta Bappeda menggelar FGD terkait penanganan banjir, lebih-lebih awal 2024 kemarin terjadi lumayan besar,” paparnya.
Anang menuturkan, FGD tersebut penting digelar, apalagi saat ini pihaknya tengah menyusun perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah. Dari paparan dalam FGD tersebut, pihaknya tak bisa memungkiri bahwa salah satu penyebab banjir adalah banyaknya lahan hujan yang ditanami tanaman musiman. Akibat hal tersebut, air hujan tidak bisa meresap alias langsung mengalir ke sungai yang rentan hingga terjadi jebol dan akhirnya banjir.
Editor: Budi Santoso