Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Sebanyak 50 santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Falah Ki Ageng Mbodo, Sendangsari, Tambirejo, Toroh, Grobogan mengikuti acara Workshop Santri Ngonten, Rabu (27/3/2024) sore.

Kegiatan bertajuk santri keren, syiar islam lewat konten itu digelar Smartfren Community Grobogan dengan narasumber Ahmad Santoso, kreator konten asli Grobogan.

Ahmad Santoso dalam kesempatan itu membekali para santri dengan pengetahuan seluk-beluk membuat konten bernafaskan Islam yang menarik. Mulai perencanaan, mengonsep, hingga eksekusi, semua dipaparkan dengan detail.

”Mulai merencanakan sampai eksekusi, praktik merekam atau mengambil gambar dengan angle yang bagus, lalu mengeditnya dengan aplikasi seperti CapCut,” katanya.

Menurut Santoso, konten yang menarik adalah konten yang mengandung salah satu dari dua unsur, yaitu informasi dan hiburan.

Santoso mencontohkan konten informasi antara lain konten yang berisi ceramah, info tempat yang memiliki nilai sejarah perkembangan Islam, dan tutorial, seperti tutorial membaca Alquran.

”Konten yang berisi hiburan contohnya adalah konten yang berisi keseharian aktivitas di pesantren, keseruan saat sahur dan berbuka di bulan Ramadan, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Santoso memaparkan, hal teknis yang perlu diperhatikan saat bikin konten yakni gambar harus jernih dan terang. Agar nantinya penonton betah melihat konten yang dibuat.

”Juga suara atau audio harus jelas agar penonton dapat menangkap dengan baik pesan yang ingin kita sampaikan melalui konten kita,” ujar dia.

Seusai penyampaian materi, para peserta melakukan praktik membuat konten bertajuk “Ramadan 100 Persen Kebaikan”, lalu diunggah di akun IG dan TikTok masing-masing.

Leader Smartfren Community Grobogan Badiatul Muchlisin Asti menyatakan, event Santri Ngonten diadakan selain dalam rangka mengisi bulan suci Ramadan, juga dalam rangka membekali para santri cara membuat konten yang menarik dan berisikan nilai dakwah serta syiar Islam.

Menurut pria yang akrab disapa Asti itu, saat ini merupakan era digital di mana para santri harus mewarnai media sosial seperti Instagram dan TikTok dengan konten-konten yang positif dan konstruktif. Sebab, dia platform-platform itu juga banyak konten-konten yang diproduksi sekadar dalam rangka hiburan dengan tanpa mengindahkan nilai-nilai moral, sehingga efeknya bisa sangat merusak atau destruktif.

“Karena itu, da’wah bil konten alias berdakwah melalui konten di media sosial merupakan salah satu pilihan yang tepat dan efektif untuk para santri dalam rangka menyampaikan nilai-nilai dakwah dan syiar Islam,” tutur Asti. 

Pengasuh Ponpes tersebut, KH. Muhammad Ghufron Mulyadi mengatakan, mengutip kaidah dalam ushul fiqh yang akrab dalam dunia santri, yaitu jalbu al-mashalih wa daf’u al-mafasid. pria yang karib disapa Gus Mbodo itu menyatakan, media sosial harus dimanfaatkan untuk meraih kemaslahatan dan menolak kerusakan di dalamnya.

”Para santri perlu menjadikan media sosial sebagai sarana menyampaikan nilai-nilai kearifan lokal maupun nilai-nilai yang ada dalam syariat Islam,” kata dia.

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler