Kamis, 20 November 2025

Murianews, Grobogan – Pemerintah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menggelar sayembara city branding atau branding kota pada 2023 lalu. Dalam sayembara yang dilakukan, ada tiga branding baru yang diumumkan menjadi pemenang.

Ketiga branding itu yakni, ”Grobogan the Amazing of Java", ”Grobogan Treasure of Culture", dan ”Grobogan the Miracle of Charm".

Meski ketiganya menjadi pemenang, namun tak satu pun dipakai Pemkab Grobogan. Pemerintah setempat beralasan, branding itu dianggap kurang mencerminkan khas Grobogan.

Baru-baru ini muncul tiga branding untuk Kabupaten Grobogan yang mencuat di masyarakat. Tiga branding itu yakni, “Grobogan Secret of Java”, “Grobogan Bumi Ki Ageng”, dan “Grobogan Bumi Pepali”.

Pemkab Grobogan melalui Bappeda Grobogan kembali mengkaji slogan baru yang tepat untuk branding Kabupaten Grobogan.

Kepala Bappeda Afi Wildani sebelumnya menyatakan pihaknya menargetkan pada awal tahun depan slogan untuk city branding bisa di-launching.

”Target kita akhir tahun ini. Harapannya kita launching branding itu dalam Hari Jadi Kabupaten Grobogan tahun depan,” ungkap Afi kepada Murianews.com baru-baru ini.

Menanggapi ramainya isu city branding tersebut, penulis Badiatul Muchlisin Asti turut memberikan pandangannya mengenai slogan yang muncul di masyarakat. Dia membedah satu per satu tiga slogan tersebut.

Asti, sapaannya, menjabarkan, wacana branding “Grobogan Bumi Pepali” sepengetahuannya digagas oleh Kiai Rohib Sumowijoyo, saat menjabat sebagai Ketua Lesbumi PCNU Grobogan.

Branding “Bumi Pepali” disebut terinspirasi dari Pepali Ki Ageng Selo. Branding itu sempat mengemuka dan menjadi tema Konfercab PCNU Grobogan di Pondok Pesantren Sirajut Thalibin Brabo, Tanggunharjo pada 2022 lalu.

”Tema yang diangkat ketika itu adalah ‘Membangun Kemandirian Jamiyyah dan Jamaah NU di Bumi Pepali Menuju Grobogan Hebat’,” ujar Asti dalam keterangan tertulisnya.

Kedua, “Grobogan Bumi Ki Ageng” yang digagas budayawan muda yang juga pendiri Candi Joglo di Krangganharjo, Kecamatan Toroh, Muhadi.

Pada 2018 lalu, Asti mengaku sudah diberi tahu wacana itu oleh sosok yang disapa Mpu Gandrung itu.

”Saat itu saya dan Mpu Gandrung itu sama-sama aktif di komunitas Pelaku Wisata Grobogan. Ide branding itu bahkan dikutkan dalam lomba yang diadakan Pemkab Grobogan melalui Disporabudpar tahun 2023 lalu. Namun tidak lolos Meski tidak lolos, Muhadi tetap bersemangat menggaungkan ide city branding-nya itu,” paparnya.

Ketiga, “Grobogan Secret of Java” yang Asti mengaku tidak mengetahui penggagasnya. Sejumlah orang, kata dia, mengklaim sebagai penggagasnya.

”Namun, saya tidak tertarik untuk membincangkan siapa penggagas pertamanya. Saya lebih tertarik untuk memasukkan ide branding ini ke dalam daftar wacana city branding yang muncul dari dan oleh masyarakat Grobogan sendiri,” katanya.

Dari ketiganya, Asti mengaku cenderung memilih “Grobogan Secret of Java” menjadi city branding Grobogan. Dia mengatakan, slogan itu lebih tepat untuk Grobogan, setidaknya untuk saat ini.

Pilihan kata “Secret”, menurutnya memancarkan pesan kuat yang berbasis fakta sejarah, dibanding ”amazing”, kata yang terdapat dalam slogan pemenang tiga besar dalam sayembara.

”Seperti diketahui, fakta sejarah menunjukkan bahwa Ki Ageng Selo merupakan sosok penurun raja-raja di Jawa. Dari keturunannya, berdiri Kesultanan Mataram Islam yang kini menjadi Kesultanan Jogjakarta dan Kasunanan Surakarta. Fakta sejarah ini bisa dijadikan sebagai kekuatan memunculkan slogan city branding. Dan kata yang tepat untuk mewakili itu, menurut saya, ada pada kata ‘secret’. Artinya rahasia,” jelasnya.

Berikutnya, saat disandingkan dengan Jawa (Java), maka city branding itu berbunyi “secret of Java” artinya rahasia Jawa. Asti menegaskan Grobogan pantas dan sangat layak menyandang slogan itu.

”Bila Surakarta atau Solo menyebut diri sebagai ‘The Spirit of Java’ alias Jiwa Jawa, maka jangan lupa, akar sejarah dari ‘jiwa’ itu berasal dari Grobogan. Dan ketika Yogjakarta menyebut diri “istimewa”, maka jangan lupa, ‘keistimewaan’ itu juga akar sejarahnya dari Grobogan,” ujarnya lebih lanjut.

Selama ini, kata dia, Yogjakarta dan Surakarta disebut sebagai episentrum peradaban Jawa. Dan, tak terbantahkan, akar sejarah keduanya berasal dari leluhur Grobogan.

Hal itulah secret atau rahasia yang bisa dijadikan sebagai kekuatan dalam sebuah slogan city branding: “Grobogan Secret of Java”.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler