Warga Grobogan Masih Beli Elpiji 3 Kg di Pengecer
Saiful Anwar
Jumat, 14 Juni 2024 14:13:00
Murianews, Grobogan – Kendati sudah ada peraturan pembelian gas elpiji 3 kg di pangkalan, namun Warga Grobogan tetap membelinya di pengecer. Itu dilakukan karena jaraknya relatif dekat dari rumah.
Sekretaris Disperindag Grobogan Sigit Adi Wibowo mengatakan, pemerintah memberlakukan kebijakan pembelian gas elpiji 3 kg memakai KTP langsung kepada pangkalan per 1 Juni 2024.
Aturan itu berdasarkan Surat Edaran Nomor: 22.E/MG.05/DJM/2023 tentang pelaksanaan transformasi subsidi LPG tabung 3 kg tepat sasaran.
Terkait pengecer yang masih bisa mendapatan elpiji 3 kg dari pangkalan, Sigit mengaku pihaknya tak bisa melakukan pengawasan secara terus-menerus. Namun yang pasti, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada pangkalan.
”Kami tak bisa memantau terus-menerus, jumlahnya total ada 800 pangkalan. Tapi kami terus melakukan sosialisasi dan pembinaan,” katanya, Jumat (14/6/2024).
Sigit menerangkan, pendataan telah dilakukan sejak tahun kemarin. Kemudian, pada tahun ini dilakukan uji coba. Pada praktiknya, masyarakat yang harusnya membeli di pangkalan langsung, tetap ke pengecer.
Lebih lanjut, Sigit mengatakan, sebenarnya ada aplikasi khusus terkait pembelian elpiji melon dengan KTP dan KK ke pangkalan. Namun, pihaknya pun tak bisa memantau dari aplikasi tersebut.
”Kami tak memiliki aksses, dari pihak Pertamina yang bisa mengakses aplikasi itu. Jadi kami tak bisa memantau,” imbuhnya.
Pihaknya berharap, perlahan-lahan jumlah pengecer semakin berkurang dengan pembinaan dan sosialisasi yang dilakukannya. Dengan demikian, gas melon yang merupakan gas bersubsidi bisa benar-benar tepat sasaran kepada masyarakat kurang mampu.
Sesuai sasaran penggunaannya, elpiji melon hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin seperti petani, peternakan, nelayan, dan UMKM. Sigit mengungkapkan, kuota elpiji melon di Grobogan yakni sebanyak 36.187.000 metrik ton (MT) per tahun atau sekitar 12 juta tabung per tahun.
Meski pengawasan pembelian dengan KTP sulit dilakukan, namun Sigit memastikan harga gas melon di masyarakat saat ini sudah terkendali. Harga eceran tertinggi (HET) di tingkat pangkalan sebesar Rp 15.500 dan sampai di masyarakat di angka Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu.
”Kalau harga, sekarang sudah terkendali. Di masyarakat antara Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu,” tandasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Kendati sudah ada peraturan pembelian gas elpiji 3 kg di pangkalan, namun Warga Grobogan tetap membelinya di pengecer. Itu dilakukan karena jaraknya relatif dekat dari rumah.
Sekretaris Disperindag Grobogan Sigit Adi Wibowo mengatakan, pemerintah memberlakukan kebijakan pembelian gas elpiji 3 kg memakai KTP langsung kepada pangkalan per 1 Juni 2024.
Aturan itu berdasarkan Surat Edaran Nomor: 22.E/MG.05/DJM/2023 tentang pelaksanaan transformasi subsidi LPG tabung 3 kg tepat sasaran.
Terkait pengecer yang masih bisa mendapatan elpiji 3 kg dari pangkalan, Sigit mengaku pihaknya tak bisa melakukan pengawasan secara terus-menerus. Namun yang pasti, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada pangkalan.
”Kami tak bisa memantau terus-menerus, jumlahnya total ada 800 pangkalan. Tapi kami terus melakukan sosialisasi dan pembinaan,” katanya, Jumat (14/6/2024).
Sigit menerangkan, pendataan telah dilakukan sejak tahun kemarin. Kemudian, pada tahun ini dilakukan uji coba. Pada praktiknya, masyarakat yang harusnya membeli di pangkalan langsung, tetap ke pengecer.
Lebih lanjut, Sigit mengatakan, sebenarnya ada aplikasi khusus terkait pembelian elpiji melon dengan KTP dan KK ke pangkalan. Namun, pihaknya pun tak bisa memantau dari aplikasi tersebut.
”Kami tak memiliki aksses, dari pihak Pertamina yang bisa mengakses aplikasi itu. Jadi kami tak bisa memantau,” imbuhnya.
Pihaknya berharap, perlahan-lahan jumlah pengecer semakin berkurang dengan pembinaan dan sosialisasi yang dilakukannya. Dengan demikian, gas melon yang merupakan gas bersubsidi bisa benar-benar tepat sasaran kepada masyarakat kurang mampu.
Sesuai sasaran penggunaannya, elpiji melon hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin seperti petani, peternakan, nelayan, dan UMKM. Sigit mengungkapkan, kuota elpiji melon di Grobogan yakni sebanyak 36.187.000 metrik ton (MT) per tahun atau sekitar 12 juta tabung per tahun.
Meski pengawasan pembelian dengan KTP sulit dilakukan, namun Sigit memastikan harga gas melon di masyarakat saat ini sudah terkendali. Harga eceran tertinggi (HET) di tingkat pangkalan sebesar Rp 15.500 dan sampai di masyarakat di angka Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu.
”Kalau harga, sekarang sudah terkendali. Di masyarakat antara Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu,” tandasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi