
Murianews, Grobogan – Kekeringan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah meluas. Hingga Kamis (5/9/2024), total ada 65 desa dari 17 kecamatan yang mengalami krisis air bersih.
Jumlah itu diketahui meningkat dibanding pekan lalu. Di mana saat itu, terdapat 59 desa dari 14 kecamatan yang mengalami kekeringan.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan, hingga kini pihaknya telah menyalurkan air bersih hingga 265 tangki. Distribusi air bersih akan terus dilakukan hingga musim hujan tiba.
’’Jumlah yang sudah mengajukan (air bersih) sebanyak 65 desa. Jumlah desa terdistribusi sebanyak 64 desa dan yang belum terdistribusi satu desa. Realisasi distribusi, seluruhnya 256 tangki," katanya, Kamis (5/9/2024).
Endang mengatakan, untuk mengatasi kekeringan, selain mengandalkan dari anggaran BPBD sendiri, pihaknya juga menggandeng beberapa instansi terkait serta dunia usaha.
Instansi tersebut antara lain yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Palang Merah Indonesia (PMI) serta perusahaan melalui skema Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).
Meski menyiapkan skema dropping air bersih, namun pihaknya mewanti-wanti masyarakat untuk menggunakan air sesuai dengan kebutuhan.
Endang menambahkan, dari total 19 kecamatan di wilayah tanggung jawabnya, hanya satu kecamatan yang tidak rawan kekeringan, yakni Klambu. Selebihnya, terdapat desa di 18 kecamatan yang nyaris mengalami kekeringan setiap tahun.
Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan Masrichan mengatakan, jumlah desa terdampak kekeringan masih mungki bertambah. Sebab, bisa jadi saat ini belum puncak musim kemarau.
’’Semoga sudah (puncak kemarau, red). Tapi jumlah desa terdampak masih mungkin bertambah,’’ ujar dia.
Editor: Zulkifli Fahmi