Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Sepanjang Januari hingga 10 November 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan mencatat ada 19 kematian akibat demam berdarah dengue (DBD). Sedangkan, total kasus DBD pada masa yang sama ada sebanyak 1.061 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Grobogan dr Djatmiko mengatakan, dengan total angka tersebut, rata-rata ada 70 kasus setiap 100 ribu penduduk. Sedangkan, rata-rata angka kematian kasar sebesar 1,79 persen.

Dia merinci, kasus terbanyak terjadi pada Oktober, dengan 169 kasus. Namun demikian, justru pada bulan itu angka kematiannya nol. Sedangkan, bulan dengan total kematian terbanyak yakni pada Februari dan Mei.

”Pada Februari ada 125 kasus dan meninggal 5 kasus. Sedangkan pada Mei, ada 119 kasus dan meninggal juga 5 kasus,” ujar dia, Selasa (12/11/2024).

Djatmiko mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah penanggulangan untuk penurunan DBD. Pertama, yakni penyelidikan epidemiologi setiap kasus DBD di wilayah puskesmas oleh petugas puskesmas.

”Ini untuk mengkaji sumber penularan, faktor resiko penularan DBD serta edukasi terhadap masyarakat dan pemangku kebijakan setempat untuk Gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dan pembagian larvasida pada rumah tangga,” ujar dia.

Berkutnya, edukasi kepada masyarakat untuk berperan serta pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing. Caranya, dengan dengan berkoordinasi dengan desa, RT/RW kemudian siaran radio, website Dinas Kesehatan, serta baliho.

”Kemudian foging fokus pada lokasi kejadian kasus DBD yang memenuhi kriteria foging, untuk menurunkan populasi nyamuk dan menurunkan psikologis masyarakat yang cemas karena kejadian kasus DBD di lingkungannya,” katanya.

  • 1
  • 2

Komentar