Ini lantaran penutupan CFD akhir pekan ini dilakukan dengan alasan pedagang tidak tertib. Sementara, banyak pedagang yang bergantung pada hasil penjualan dari CFD.
Pria yang disapa Yanto itu menyatakan, pedagang akan tertib jika petugas sejak awal secara tegas melarang berjualan di sisi barat Jalan R Suprapto Purwodadi, tempat digelarnya CFD.
Karena itu, ia menyayangkan, saat pedagang di sisi barat sekarang sudah mencapai 300-an, tiba-tiba CFD ditiadakan dengan alasan pedagang tersebut tidak tertib.
”Kalau sejak awal petugas itu tegas, seharusnya tidak ada pedagang di sisi barat. Sekarang setelah ada ratusan PKL di situ, CFD ditutup dengan alasan pedagang tidak tertib,” katanya, Jumat (6/12/2024) sore.
Yanto pun meminta Pemkab Grobogan lebih bijak. Sebab, ada banyak pedagang menggantungkan hasil berjualan dari CFD. Karenanya, ia meminta agar penutupan CFD memiliki alasan yang kuat.
”Pedagang itu ada yang dari hasil CFD untuk kebutuhan seminggu. Ada yang cicilannya bergantung dari hasil jualan di CFD. Kan kasihan,” imbuhnya.
Murianews, Grobogan – Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Grobogan Adi Sucipto menyayangkan alasan penutupan Car Free Day (CFD) yang dilakukan oleh Pemkab Grobogan.
Ini lantaran penutupan CFD akhir pekan ini dilakukan dengan alasan pedagang tidak tertib. Sementara, banyak pedagang yang bergantung pada hasil penjualan dari CFD.
Pria yang disapa Yanto itu menyatakan, pedagang akan tertib jika petugas sejak awal secara tegas melarang berjualan di sisi barat Jalan R Suprapto Purwodadi, tempat digelarnya CFD.
Karena itu, ia menyayangkan, saat pedagang di sisi barat sekarang sudah mencapai 300-an, tiba-tiba CFD ditiadakan dengan alasan pedagang tersebut tidak tertib.
”Kalau sejak awal petugas itu tegas, seharusnya tidak ada pedagang di sisi barat. Sekarang setelah ada ratusan PKL di situ, CFD ditutup dengan alasan pedagang tidak tertib,” katanya, Jumat (6/12/2024) sore.
Yanto pun meminta Pemkab Grobogan lebih bijak. Sebab, ada banyak pedagang menggantungkan hasil berjualan dari CFD. Karenanya, ia meminta agar penutupan CFD memiliki alasan yang kuat.
”Pedagang itu ada yang dari hasil CFD untuk kebutuhan seminggu. Ada yang cicilannya bergantung dari hasil jualan di CFD. Kan kasihan,” imbuhnya.
Alasan tak logis...
Ia menyebutkan, jika peniadaan CFD dikarenakan ada hajat Pemkab Grobogan, menurutnya tidak ada masalah. Namun, jika peliburan CFD karena pedagang tidak tertib, dia secara tegas menyatakan tidak setuju.
”Kalau libur CFD karena misalnya ada Debat Pilkada, atau kemarin karena ada Jokowi mau ke sini, oke. Tapi kalau karena pedagang tidak tertib, saya tidak setuju,” bebernya.
Sebagaimana diketahui, Pemkab Grobogan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat memutuskan meliburkan CFD pada pekan lalu. Alasannya, banyak pedagang baru tidak tertib.
Mereka menghuni sisi barat yang sebenarnya terlarang bagi pedagang. Kemudian, ada pula pedagang yang masih mengendarai motor di area CFD, hingga pedagang yang masih berjualan hingga pukul 9.30 WIB lebih.
Editor: Supriyadi