”Sisanya, atau sekitar Rp 200 juta dari tanah uruk atau galian C,” katanya.
”Semen Grobogan belum bisa menutup karena sempat ada pemeliharaan mesin. Sempat ada maintenance mesin, sehingga produksi sempat menurun,” tandasnya.
Murianews, Grobogan – Sektor Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) tanah uruk dari galian C menyumbang pemasukan pajak sebesar Rp 225 juta. Angka tersebut melebihi dari target yang dicanangkan sebesar Rp 200 juta.
Kabid Pajak Daerah BPPKAD Grobogan Rini Rachmawati menerangkan, total ada delapan galian C yang telah berizin resmi dan telah menjadi wajib pajak. Semuanya telah dilakukan penarikan pajak, meskipun belum semua membayarkan pajak.
”Kami masih terus melakukan proses penagihan untuk yang belum bayar di tahun 2024,” jelasnya, Rabu (8/1/2025).
Pihaknya terus melakukan pendekatan, hingga pada akhirnya para wajib pajak bersedia membayar kewajibannya. Mereka yang belum membayar pada 2024, kata Rini, akan terus ditagih pada 2025 ini.
”Setelah kami tagih dengan pendekatan-pendekatan, ada yang kemudian membayarkan. Ini nanti tahun 2025 akan diproses sesuai dengan regulasi untuk mediasi,” tambahnya.
Rini menerangkan, sebagian wajib pajak untuk sektor galian C itu masih ada yang menunggak pembayaran sejak 2023. Karenanya, pihaknya perlu melakukan upaya-upaya lebih agar mereka bersedia melunasi tunggakannya.
Dalam kesempatan itu, Rini menjelaskan bahwa pajak MBLB sendiri terdapat dua jenis. Pertama, ada pajak batu kapur dan kedua yakni pajak mineral bukan logam dan batuan lainnya atau biasa disebut tanah uruk.
Semen Grobogan...
Dari sektor MBLB, pihaknya menargetkan dapat memperoleh pajak hingga Rp 17,7 miliar. Namun, target Rp 17,5 miliar itu sendiri dibebankan hanya kepada PT Semen Grobogan melalui pajak batu kapurnya.
”Sisanya, atau sekitar Rp 200 juta dari tanah uruk atau galian C,” katanya.
Rini mengungkapkan, Semen Grobogan sendiri telah menyetor pajak batu kapur sebesar Rp 15,8 miliar sepanjang 2024. Pembayarannya belum mencapai target karena ada kendala mesin di perusahaan.
”Semen Grobogan belum bisa menutup karena sempat ada pemeliharaan mesin. Sempat ada maintenance mesin, sehingga produksi sempat menurun,” tandasnya.
Editor: Dani Agus