Kepala BBWS Pemali Juana Fikri Abdurrachman mengungkapkan perbaikan tanggul sungai secara menyeluruh, dibutuhkan anggaran yang lebih banyak.
”Sungai Tuntang (di Grobogan), Cabean di Demak, sedang kita tangani. Mudah-mudahan dalam waktu seminggu ini selesai. Untuk tanggul (yang jebol) sementara sudah tertutup lagi,” ujarnya, Kamis (23/1/2025) kemarin usai Rakor Penanganan Banjir.
Fikri menambahkan, ke depan, pihaknya butuh menyesuaikan anggaran untuk penanganan menyeluruh tanggul-tanggul itu.
”Ke depannya, saya kira butuh (penanganan menyeluruh). Pemerintah, alokasi anggarannya sedang dicocokkan lagi. Kami harus mengusulkan pada kantor pusat kami,” imbuhnya.
Terkait peningkatan kapasitas sungai, kata Fikri, yang sudah dilakukan yakni Sungai Wulan. Sedangkan Sungai Lusi, belum ada rencana peningkatan kapasitas dalam waktu dekat.
”Yang sudah kita lakukan, Sungai Wulan. Sudah kita tingkatkan kapasitasnya. Ada sekitar 15 juta kubik sedimentasi, akan kita keluarkan. Sudah dimulai 2024, kira-kira selesai 2026. Sungai Lusi, belum. Kami masih melihat sejauh mana bisa kita kurangi elevasi tanggul Sungai Lusi,” bebernya.
Murianews, Grobogan – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana targetkan perbaikan tanggul jebol penyebab banjir Grobogan dan Demak, Jawa Tengah rampung sepekan.
Kepala BBWS Pemali Juana Fikri Abdurrachman mengungkapkan perbaikan tanggul sungai secara menyeluruh, dibutuhkan anggaran yang lebih banyak.
”Sungai Tuntang (di Grobogan), Cabean di Demak, sedang kita tangani. Mudah-mudahan dalam waktu seminggu ini selesai. Untuk tanggul (yang jebol) sementara sudah tertutup lagi,” ujarnya, Kamis (23/1/2025) kemarin usai Rakor Penanganan Banjir.
Fikri menambahkan, ke depan, pihaknya butuh menyesuaikan anggaran untuk penanganan menyeluruh tanggul-tanggul itu.
”Ke depannya, saya kira butuh (penanganan menyeluruh). Pemerintah, alokasi anggarannya sedang dicocokkan lagi. Kami harus mengusulkan pada kantor pusat kami,” imbuhnya.
Terkait peningkatan kapasitas sungai, kata Fikri, yang sudah dilakukan yakni Sungai Wulan. Sedangkan Sungai Lusi, belum ada rencana peningkatan kapasitas dalam waktu dekat.
”Yang sudah kita lakukan, Sungai Wulan. Sudah kita tingkatkan kapasitasnya. Ada sekitar 15 juta kubik sedimentasi, akan kita keluarkan. Sudah dimulai 2024, kira-kira selesai 2026. Sungai Lusi, belum. Kami masih melihat sejauh mana bisa kita kurangi elevasi tanggul Sungai Lusi,” bebernya.
Tanggul Tanah...
Fikri menerangkan, sejauh zaman penjajahan Belanda, tanggul-tanggul sungai memang terbuat dari tanah. Yang menjadi masalah yakni ketika tanggul tanah itu terkena limpasan air. Sebab, tanggul rentan jebol.
”Memang kondisi tanahnya yang agak berat ya. Sehingga memang sejak zaman Belanda pun tanggul tanah. Yang masalah itu kan kemarin airnya limpas di atas tanah, sehingga jebol. Kalau tanggul tanah itu nggak boleh limpas. Memang harus kita tingkatkan kapasitasnya,” ungkapnya.
Menurut Fikri, peningkatan kapasitas butuh biaya yang besar. Selain itu, juga butuh perjuangan ekstra untuk diwujudkan.
”Sungainya ini harus kita tingkatkan kapasitasnya. Tapi memang butuh pembebeasan lahan, buangannya yang besar, itu yang harus kami pikirkan semua,” kata dia.
Editor: Zulkifli Fahmi