Bupati Grobogan Sri Sumarni dan Bupati Demak Eisti’anah menyampaikan laporan kondisi serta penanganan banjir di wilayah masing-masing.
Turut hadir, Kepala BMKG Jateng, sejumlah kepala instansi serta forkompimda setempat.
Di kesempatan itu, Sri Sumarni meminta dibangun waduk, sedangkan Eisti’anah meminta agar Bendung Wilalung dapat dioperasikan secara optimal.
”Penyebab lain, khususnya di wilayah kota karena kurang optimalnya fungsi drainase dan kecilnya kapasitas mengakibatkan surutnya (genangan) membutuhkan waktu lama,” kata dia.
Sri menyatakan, untuk pengendalian banjir, pihaknya telah melakukan pengaturan buka tutup Bendung Klambu. Menurutnya, itu turut mempengaruhi berkurangnya genangan banjir.
Lebih lanjut, Sri Sumarni menyatakan, belum optimalnya tata kelola hutan perlu diperhatikan. Sebab, aliran air dari hutan juga ikut menyumbang terjadinya banjir Grobogan.
Murianews, Grobogan – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dan Kepala BNPB Suharyanto menggelar rakor penanganan banjir Grobogan dan Demak di ruang Riptaloka, Setda Grobogan, Kamis (23/1/2025) sore.
Bupati Grobogan Sri Sumarni dan Bupati Demak Eisti’anah menyampaikan laporan kondisi serta penanganan banjir di wilayah masing-masing.
Turut hadir, Kepala BMKG Jateng, sejumlah kepala instansi serta forkompimda setempat.
Di kesempatan itu, Sri Sumarni meminta dibangun waduk, sedangkan Eisti’anah meminta agar Bendung Wilalung dapat dioperasikan secara optimal.
Sri mengatakan, banjir Grobogan terjadi di antaranya karena tanggul sungai kritis, sehingga jebol di beberapa titik. Kemudian, daya tampung Sungai Lusi, Serang, dan Tuntang makin berkurang akibat sedimentasi.
”Penyebab lain, khususnya di wilayah kota karena kurang optimalnya fungsi drainase dan kecilnya kapasitas mengakibatkan surutnya (genangan) membutuhkan waktu lama,” kata dia.
Sri menyatakan, untuk pengendalian banjir, pihaknya telah melakukan pengaturan buka tutup Bendung Klambu. Menurutnya, itu turut mempengaruhi berkurangnya genangan banjir.
Lebih lanjut, Sri Sumarni menyatakan, belum optimalnya tata kelola hutan perlu diperhatikan. Sebab, aliran air dari hutan juga ikut menyumbang terjadinya banjir Grobogan.
Langsung Bergerak Cepat...
Sri menyebut, terkait banjir Grobogan, pihaknya langsung bergerak cepat. Pada Selasa (21/1/2025) lalu, pihaknya langsung menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari.
”Kami juga langsung mengecek kondisi banjir dan tanggul jebol ke lapangan dua hari berturut-turut,” kata dia.
Upaya lainnya, pihaknya juga telah melakukan asesmen dengan berkoordinasi intensif dengan seluruh pihak baik tingkat pusat maupun provinsi. Pihaknya juga menyiapkan tempat pengungisan dan evakuasi korban banjir serta dapur umum.
Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan bantuan kepada korban banjir serta terus melakukan pemantauan elevasi debit air serta peninjauan kerja bakti penambalan tanggul jebol.
Editor: Zulkifli Fahmi