Pria yang akrab disapa Danis itu menyebut, langkanya gas melon memang disebabkan kebijakan larangan pengecer menjual gas melon beberapa waktu lalu. Kendati, aturan tersebut kemudian dicabut.
”Jadi kelangkaan, (itu karena, red) kebutuhan masyarakat yang meningkat akibat kebijakan baru. Kemudian yang kedua, cuaca yang kurang baik di pelabuhan sehingga beberapa depo mengalami kendala,” kata dia, Rabu (12/2/2025).
Selain itu, hari libur panjang beberapa waktu lalu juga berpengaruh. Sebab, pada hari libur tersebut tidak ada pengiriman gas.
”Jadi, untuk 78.400 yang kami usulkan, sudah dipakai mencukupi kebutuhan di Grobogan. Mudah-mudahan segera tidak ada kelangkaan,” kata dia.
Seperti diberitakan, kuota gas elpiji 3 kg atau gas melon untuk Grobogan tahun ini berkurang dibanding 2024 lalu.
Murianews, Grobogan – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Grobogan Pradana Setyawan buka suara mengenai langkanya gas elpiji 3 kilogram atau gas melon dalam beberapa waktu belakangan.
Pria yang akrab disapa Danis itu menyebut, langkanya gas melon memang disebabkan kebijakan larangan pengecer menjual gas melon beberapa waktu lalu. Kendati, aturan tersebut kemudian dicabut.
”Jadi kelangkaan, (itu karena, red) kebutuhan masyarakat yang meningkat akibat kebijakan baru. Kemudian yang kedua, cuaca yang kurang baik di pelabuhan sehingga beberapa depo mengalami kendala,” kata dia, Rabu (12/2/2025).
Selain itu, hari libur panjang beberapa waktu lalu juga berpengaruh. Sebab, pada hari libur tersebut tidak ada pengiriman gas.
”Hari libur yang kemarin memang tidak ada distribusi,” imbuhnya.
Danis mengatakan, sebanyak 78.400 tabung gas elpiji 3 kilogram atau gas melon telah didrop ke Grobogan. Harapannya, kuota tersebut dapat mencukupi kebutuhan di masyarakat.
”Jadi, untuk 78.400 yang kami usulkan, sudah dipakai mencukupi kebutuhan di Grobogan. Mudah-mudahan segera tidak ada kelangkaan,” kata dia.
Seperti diberitakan, kuota gas elpiji 3 kg atau gas melon untuk Grobogan tahun ini berkurang dibanding 2024 lalu.
Kuota berkurang…
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Grobogan Christina Setyaningsih menjelaskan, jatah gas melon bagi Grobogan pada 2024 lalu sebanyak 36.187 metrik ton. Sedangkan untuk tahun 2025 ini sebanyak 35.319 metrik ton.
”Jadi kuota tahun ini dikurangi sekitar 2 persen,” ujarnya, Rabu (12/3/2025).
Dia menambahkan, sebenarnya pihaknya sempat mengajukan jatah kuota elpiji bersubsidi pada 2025 menjadi 43.736 metrik ton. Namun, kenyataannya justru jatahnya berkurang dibanding tahun lalu.
Christina berharap, pengurangan kuota gas melon untuk Grobogan tidak akan berdampak besar. Pasalnya, pada tahun lalu kuota yang terserap sebanyak 35.666 metrik ton atau sisa kurang dari 2 persen.
Editor: Supriyadi