Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Wahyu Tri Darmawanto mengatakan, pembersihan dilakukan bersama relawan dan masyarakat. Sehingga, lingkungan lebih bersih dari lumpur sisa banjir.
Wahyu menambahkan, pihaknya melakukan penanganan lumpur tanah sedimen atau endapan pasca banjir di Dusun Mintreng, Desa Baturagung.
Hal itu karena berdasarkan koordinasi dengan Pemdes Baturagung, ada permintaan dari masyarakat setempat untuk pembersihan lumpur.
”Kami melakukan penanganan pascabanjir yang masih ada sedimen atau endapan tanah di jalan penghubung Desa Baturagung menuju Desa Ringinkidul, masih di Kecamatan Gubug,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemantauan penanganan perbaikan tanggul Sungai Tuntang di desa setempat. Per pertengahan pekan ini, BPBD Grobogan menyatakan penanganan tanggul jebol sudah 90 persen.
Sebelumnya, Desa Baturagung menjadi titik terparah dari dampak tanggul Sungai Tuntang yang jebol, tiga pekan lalu. Puluhan rumah hanyut, puluhan rusak berat, dan ratusan rusak ringan tersapu banjir.
Murianews, Grobogan – BPBD Grobogan, Jawa Tengah melakukan resik-resik atau bersih-bersih lumpur di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pada Sabtu (15/2/2025) sore.
Pembersihan sisa-sisa lumpur banjir itu sangat penting mengingat lumpur tersebut membuat jalanan licin.
Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Wahyu Tri Darmawanto mengatakan, pembersihan dilakukan bersama relawan dan masyarakat. Sehingga, lingkungan lebih bersih dari lumpur sisa banjir.
Wahyu menambahkan, pihaknya melakukan penanganan lumpur tanah sedimen atau endapan pasca banjir di Dusun Mintreng, Desa Baturagung.
Hal itu karena berdasarkan koordinasi dengan Pemdes Baturagung, ada permintaan dari masyarakat setempat untuk pembersihan lumpur.
”Kami melakukan penanganan pascabanjir yang masih ada sedimen atau endapan tanah di jalan penghubung Desa Baturagung menuju Desa Ringinkidul, masih di Kecamatan Gubug,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemantauan penanganan perbaikan tanggul Sungai Tuntang di desa setempat. Per pertengahan pekan ini, BPBD Grobogan menyatakan penanganan tanggul jebol sudah 90 persen.
Sebelumnya, Desa Baturagung menjadi titik terparah dari dampak tanggul Sungai Tuntang yang jebol, tiga pekan lalu. Puluhan rumah hanyut, puluhan rusak berat, dan ratusan rusak ringan tersapu banjir.
Tanggul tanah...
Wahyu menyatakan, tanggul tidak akan dibangun secara beton. Dia menambahkan, tanggul tanah juga merupakan tanggul permanen. Namun, memang kekuatannya tidak sama dengan tanggul beton.
”Sebenarnya tanggul dari tanah juga permanen. Jangan berasumsi tanah tidak permanen. Memang usianya berbeda antara tanah dengan tanggul beton. Tanah itu konstruksi tanggulnya dipadatkan, dikuatkan dan perlu pencermatan lebih,” kata dia.
Lebih lanjut, Wahyu mengungkapkan, untuk tanggul tanah harus dimonitoring selama beberapa tahun sekali. Hal itu untuk melihat adanya potensi kebocoran atau longsoran tanggul.
Editor: Supriyadi