Hal ini mengingat agenda tahunan dalam rangka HUT ke-299 Grobogan itu berpepatan pada bulan Ramadan.
Sekda Grobogan Anang Armunanto menjelaskan, ada beberapa hal yang disederhanakan dalam kirab Boyong Grobog, salah satunya yakni tidak akan ada iring-iringan dari Kelurahan Grobogan, Kecamatan Grobogan sampai Pendapa Bupati di Purwodadi.
Rombogan Forkompimda dan keluarga yang biasanya naik andong, nantinya bakal naik mobil. Rombongan kemudian berhenti di depan kantor Dinarpusda.
”Disederhanakanya arak-arakannya, karena Puasa. Dulu dari Grobogan ke Purwodadi naik kereta atau andong, ini naik mobil. Berhenti di depan Dinarpusda, baru Forkopimda naik kereta sampai depan Pendapa,” ujarnya, Sabtu (1/3/2025).
Selain itu, hal lainnya yang berbeda yakni tiadanya tumpeng. Sehingga, tetap menghormati mayoritas warga yang berpuasa.
”Yang dulu ada tumpengan, bahkan sejumlah hari ultahnya, tahun ini tidak ada tumpengan yang ramai-ramai. Nanti malah buka bersama,” katanya sembari berseloroh.
Murianews, Grobogan – Kirab Boyong Grobog yang dijadwalkan Pemkab Grobogan, Jawa Tengah bakal berlangsung pada Senin (3/2/2025) mendatang. Rencananya kirab tersebut pun akan lebih disederhanakan.
Hal ini mengingat agenda tahunan dalam rangka HUT ke-299 Grobogan itu berpepatan pada bulan Ramadan.
Sekda Grobogan Anang Armunanto menjelaskan, ada beberapa hal yang disederhanakan dalam kirab Boyong Grobog, salah satunya yakni tidak akan ada iring-iringan dari Kelurahan Grobogan, Kecamatan Grobogan sampai Pendapa Bupati di Purwodadi.
Rombogan Forkompimda dan keluarga yang biasanya naik andong, nantinya bakal naik mobil. Rombongan kemudian berhenti di depan kantor Dinarpusda.
”Disederhanakanya arak-arakannya, karena Puasa. Dulu dari Grobogan ke Purwodadi naik kereta atau andong, ini naik mobil. Berhenti di depan Dinarpusda, baru Forkopimda naik kereta sampai depan Pendapa,” ujarnya, Sabtu (1/3/2025).
Selain itu, hal lainnya yang berbeda yakni tiadanya tumpeng. Sehingga, tetap menghormati mayoritas warga yang berpuasa.
”Yang dulu ada tumpengan, bahkan sejumlah hari ultahnya, tahun ini tidak ada tumpengan yang ramai-ramai. Nanti malah buka bersama,” katanya sembari berseloroh.
Tarian lokal...
Pada prosesi sebelum-sebelumnya kemudian digelar tayub dalam perayaannya. Kali ini juga ditiadakan.
”Setelah tumpengan ada tarian lokal, tayub. Ini juga kita tiadakan. Yang ada hanya gunungan, sebagai tradisi doa, sedekah untuk kemakmuran bumi Grobogan,” tambah dia.
Untuk diketahui, kirab Boyong Grobog menceritakan secara simbolis perpindahan pusat pemerintahan dari Kelurahan Grobogan, Kecamatan Grobogan ke Kecamatan Purwodadi.
Kirab ini merupakan agenda tahunan Pemkab Grobogan yang dimulai sejak 2012 lalu, di masa pemerintahan Bupati Bambang Pudjiono. Kegiatan itu kemudian diteruskan di masa pemerintahan Bupati Sri Sumarni hingga kini Bupati Setyo Hadi.
Dalam prosesi sebelum-sebelumnya, kirab Boyong Grobog diikuti rombongan petani yang membawa gunungan hasil pertanian dari desa di Kecamatan Grobogan.
Gunungan itu kemudian diperebutkan oleh warga sekitar saat sampai di Purwodadi. Adapun kirab Boyong Grobog juga pernah disederhanakan di masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
Editor: Cholis Anwar