Warga Kudus Ditemukan Mengapung Lemas di Sungai Lusi, Apa Sebabnya?
Saiful Anwar
Jumat, 18 April 2025 16:41:00
Murianews, Grobogan – Seorang warga Kudus, Jawa Tengah ditemukan mengapung lemas di Sungai Lusi tepatnya di lingkungan Jajar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jumat (18/4/2025) siang.
Sempat dikira sudah meninggal dunia, ternyata yang bersangkutan masih hidup. Diketahui, pemuda itu diketahui bernama B berusia 25 tahun, asal Kecamatan Kota Kudus.
Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Wahyu Tri Darmawanto menjelaskan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan dari WhatsApp grup tentang adanya pemuda yang ditemukan mengapung di bawah jembatan Sungai Lusi.
”Kami dapat laporan ada laki-laki mengapung di sungai Lusi, lingkungan Jajar. Kemudian kami tugaskan tim untuk ke lokasi untuk evakuasi,” ujar dia.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Grobogan Masrichan menjelaskan, petugas dan warga awalnya mengira pemuda itu sudah meninggal. Petugas bahkan sudah menyiapkan peralatan evakuasi jenazah.
Namun, petugas kemudian melihat ada gerakan. Sehingga disimpulkan bahwa yang bersangkutan masih hidup.
”Awalnya petugas mengira sudah meninggal, karena laporannya begitu. Bahkan petugas juga menyiapkan kantong jenazah. Tapi kemudian ada gerakan, sehingga petugas menyiapkan oksigen. Setelah dievakuasi, kemudian dibawa ke RS Yakkum,” bebernya.
Penyebab...
Masrichan menambahkan, saat ditemukan, pemuda itu masih mengenakan pakaian. Namun, pihaknya enggan berspekulasi jauh mengenai penyebab korban jatuh ke sungai.
”Masih ada pakaian melekat di badan. Untuk penyebab, belum sampai situ. Selanjutnya bisa ke kepolisian,” imbuhnya.
Atas kejadian itu, pihaknya kemudian berkoordinasi dengan pihak BPBD Kudus untuk menghubungi keluarga pemuda itu di Kudus. Keluarga pun berhasil dihubungi dan telah menuju ke RS Yakkum.
”Kami koordinasikan dengan pihak BPBD Kudus untuk ke keluarganya. Kemudian keluarga berhasil dihubungi dan langsung menuju ke rumah sakit,” kata dia.
Catatan Redaksi: Berita ini telah mengalami penyuntingan ulang pada isi berita demi peningkatan kualitas berita.
Editor: Anggara Jiwandhana



