Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan Djatmiko menjelaskan, pihaknya terus berupaya melakukan pencegahan stunting di desa-desa melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal.
Program tersebut, disebutnya telah dijalankan sebagai bagian dari strategi peningkatan gizi masyarakat. Terutama, untuk balita dan ibu hamil yang berisiko kekurangan gizi.
Pada tahun 2022, lanjut dia, pelaksanaan PMT Lokal di berbagai desa dibiayai melalui anggaran dari APBN. Namun sejak 2023 hingga 2025, pendanaan program tersebut dialihkan ke dalam Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas.
Menurut Djatmiko, pergeseran tersebut tidak mengurangi kualitas maupun jangkauan program tersebut. Justru, dengan terlibatnya puskesmas, program itu menjadi lebih fleksibel dan juga tepat sasaran.
Djatmiko mengatakan, program PMT Lokal tersebut diberikan secara rutin kepada balita dan ibu hamil dengan status gizi kurang. Yakni, melalui posyandu dan pendampingan kader kesehatan desa.
Murianews, Grobogan – Sejumlah bayi, anak-anak kecil atau bocil di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah terus diberikan makanan tambahan. Hal itu dilakukan untuk menekan angka stunting.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Grobogan Djatmiko menjelaskan, pihaknya terus berupaya melakukan pencegahan stunting di desa-desa melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal.
Program tersebut, disebutnya telah dijalankan sebagai bagian dari strategi peningkatan gizi masyarakat. Terutama, untuk balita dan ibu hamil yang berisiko kekurangan gizi.
“PMT Lokal ini menjadi salah satu cara dalam mencegah dan menurunkan stunting. Dengan cara memanfaatkan bahan pangan lokal yang bergizi, kami berusaha mencukupi kebutuhan nutrisi anak-anak sekaligus memberdayakan potensi lokal desa,” jelas dia, Selasa (14/5/2025).
Pada tahun 2022, lanjut dia, pelaksanaan PMT Lokal di berbagai desa dibiayai melalui anggaran dari APBN. Namun sejak 2023 hingga 2025, pendanaan program tersebut dialihkan ke dalam Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas.
Menurut Djatmiko, pergeseran tersebut tidak mengurangi kualitas maupun jangkauan program tersebut. Justru, dengan terlibatnya puskesmas, program itu menjadi lebih fleksibel dan juga tepat sasaran.
Djatmiko mengatakan, program PMT Lokal tersebut diberikan secara rutin kepada balita dan ibu hamil dengan status gizi kurang. Yakni, melalui posyandu dan pendampingan kader kesehatan desa.
Pola Makan Sehat...
Menu yang disajikan, kata dia, disesuaikan dengan kearifan lokal namun tetap mengandung gizi lengkap. Yakni mulai dari protein hewani, sayuran, hingga karbohidrat.'
Lebih lanjut, pihaknya juga terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat.
Kemudian, juga melakukan pemantauan tumbuh kembang anak, dan kebersihan lingkungan. Hal itu merupakan upaya terpadu untuk mencegah stunting.
”Target kami bukan hanya menurunkan angka stunting, tapi juga memastikan anak-anak ini tumbuh sehat, kemudian cerdas, dan juga produktif. Jadi program PMT Lokal ini akan terus dioptimalkan,” pungkas dia.
Editor: Dani Agus