Kabar yang beredar, oknum pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Grobogan sempat dituding menjual aplikasi yang mampu memanipulasi presensi online, Simpel-Gan.
Isu di media sosial yang beredar menyebutkan, ada seseorang yang mengaku mendapatkan aplikasi Simpel-Gan yang mampu memanipulasi bagian maps. Oknum ASN memakai fake maps, sehingga seakan-akan masih di kantor, padahal sudah pulang.
Ia menegaskan, informasi yang beredar di media sosial mengenai dugaan penjualan aplikasi atau handphone untuk mencurangi Simpel-Gan itu tidak benar.
”Diskominfo tidak pernah menjual aplikasi maupun perangkat untuk kecurangan. Justru kami yang mengungkap dan mengecek indikasi kecurangan tersebut,” ujar Walad, Senin (26/5/2025) malam.
Ia menjelaskan, setiap hasil pengecekan atas dugaan manipulasi itu langsung dikirimkan ke Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Grobogan sebagai instansi pembina kepegawaian untuk ditindak lanjuti.
Untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya pun akan menerapkan sistem pendeteksi otomatis mulai bulan Juni mendatang. Disebutnya, ASN Grobogan yang mencurangi presensi online itu akan langsung terblokir.
Murianews, Grobogan – Lebih dari seribu Aparatur Sipil Negara atau ASN Pemkab Grobogan, Jawa Tengah, ditengarai memanipulasi absensi online alias daring. Para ASN Grobogan seolah-olah masih di kantor, padahal pergi entah ke mana.
Kabar yang beredar, oknum pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Grobogan sempat dituding menjual aplikasi yang mampu memanipulasi presensi online, Simpel-Gan.
Isu di media sosial yang beredar menyebutkan, ada seseorang yang mengaku mendapatkan aplikasi Simpel-Gan yang mampu memanipulasi bagian maps. Oknum ASN memakai fake maps, sehingga seakan-akan masih di kantor, padahal sudah pulang.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Grobogan Mudzakir Walad membantah isu tersebut.
Ia menegaskan, informasi yang beredar di media sosial mengenai dugaan penjualan aplikasi atau handphone untuk mencurangi Simpel-Gan itu tidak benar.
”Diskominfo tidak pernah menjual aplikasi maupun perangkat untuk kecurangan. Justru kami yang mengungkap dan mengecek indikasi kecurangan tersebut,” ujar Walad, Senin (26/5/2025) malam.
Ia menjelaskan, setiap hasil pengecekan atas dugaan manipulasi itu langsung dikirimkan ke Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Grobogan sebagai instansi pembina kepegawaian untuk ditindak lanjuti.
Untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya pun akan menerapkan sistem pendeteksi otomatis mulai bulan Juni mendatang. Disebutnya, ASN Grobogan yang mencurangi presensi online itu akan langsung terblokir.
Otomatis Terblokir...
”Jika masih ada yang melakukan kecurangan terhadap aplikasi Simpel-Gan, maka akan langsung terdeteksi dan otomatis terblokir oleh sistem. Akibatnya, yang bersangkutan tidak bisa lagi melakukan absen melalui Simpel-Gan,” tegasnya.
Kemudian, untuk mengaktifkan kembali akun yang terblokir, mereka harus mengusulkan ke kepala OPD masing-masing dan rekomendasi dari BKPPD.
Walad menambahkan, bahwa pihaknya akan terus mengembangkan dan memperbarui sistem aplikasi secara periodik. Tentu untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang dinamis.
”Kami berkomitmen menjaga integritas sistem dan akan terus melakukan pembaruan agar layanan semakin optimal dan aman dari penyalahgunaan,” tandas Walad.
Sebelumnya, Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Grobogan Padma Saputra menjelaskan, para ASN Grobogan curang ini mencurangi absensi online dengan menggunakan foto wajah palsu dan aplikasi pelacak lokasi palsu (fake GPS).
Dengan cara itu, mereka tetap tercatat hadir meski kenyataannya tidak di tempat kerja. Pihaknya mencatat, kasus ASN Grobogan nakal tersebut ditemukan di berbagai sektor. Seperti di sektor kesehatan, pendidikan, lebih-lebih bidan desa dan guru.
”Banyak yang hadir di pagi hari, tapi langsung meninggalkan lokasi tugas. Ada pula yang kedapatan pakai aplikasi fake GPS (GPS palsu) karena harus hadir di dua tempat yang berbeda,” ujar dia, Jumat (23/5/2025).
Padma menjelaskan, untuk ASN Grobogan khususnya kalangan guru, mereka yang seharusnya pulang pukul 14.00 WIB namun sudah tidak berada di sekolah lebih awal.
Melakukan Pemeriksaan Internal...
”Mereka sudah tidak berada di sekolah sebelum pukul 14.00 WIB, bahkan ada yang sudah pulang sejak dua jam sebelumnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Padma menyatakan pihaknya hingga kini masih melakukan pemeriksaan internal.
Editor: Dani Agus