"Jumlah itu masih bisa bertambah karena proses rekapitulasi data masih berlangsung,” ujarnya, Sabtu (28/6/2025) saat memberikan konfirmasinya.
Putri Harjani menyebutkan, kekurangan siswa dalam proses SPMB tidak hanya di daerah pelosok Kabupaten Grobogan saja. Namun sejumlah SMP yang berlokasi di pusat kota juga mengalami hal yang sama.
"Contohnya, SMP Negeri 7 Purwodadi yang berada di wilayah perkotaan. Sekolah ini memiliki sembilan rombongan belajar dengan daya tampung 288 siswa, tetapi hingga penutupan pendaftaran baru diisi 231 siswa,” bebernya.
Hal serupa juga terjadi di SMP Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan. Dari sembilan rombel berdaya tampung 288 siswa baru terisi 269 siswa, dari proses SPMB yang sudah ditutup Kamis (26/6/2025) yang lalu.
Murianews, Grobogan – Sebanyak 54 SMP Negeri di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah gagal menenuhi kuota atau daya tampung sekolah dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
Dengan total ada 72 SMP Negeri, maka ada sekitar 75 persen SMP Negeri di Grobogan gagal mencapai target kuota hingga penutupan SPMB pada Kamis (26/6/2025) yang lalu.
Plt Sekretaris Dinas Pendidikan Grobogan (Disdik Grobogan), Putri Harjani mengungkapkan, berdasarkan data SPMB terkini, bahkan jumlah sekolah yang belum memenuhi kuota masih bisa bertambah.
"Jumlah itu masih bisa bertambah karena proses rekapitulasi data masih berlangsung,” ujarnya, Sabtu (28/6/2025) saat memberikan konfirmasinya.
Putri Harjani menyebutkan, kekurangan siswa dalam proses SPMB tidak hanya di daerah pelosok Kabupaten Grobogan saja. Namun sejumlah SMP yang berlokasi di pusat kota juga mengalami hal yang sama.
"Contohnya, SMP Negeri 7 Purwodadi yang berada di wilayah perkotaan. Sekolah ini memiliki sembilan rombongan belajar dengan daya tampung 288 siswa, tetapi hingga penutupan pendaftaran baru diisi 231 siswa,” bebernya.
Hal serupa juga terjadi di SMP Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan. Dari sembilan rombel berdaya tampung 288 siswa baru terisi 269 siswa, dari proses SPMB yang sudah ditutup Kamis (26/6/2025) yang lalu.
SPMB Diperpanjang...
Dijelaskannya, di wilayah Grobogan Timur, SMP Negeri 3 Kradenan dari total kuota 192 siswa baru terisi 112 siswa. Dari proses SPMB yang telah dilakukan belum menutup kuota yang disediakan.
Untuk mengisi kekurangan kuota tersebut, pihaknya membuka opsi dibukanya SPMB gelombang kedua. Namun hal ini masih dikaji dan belum diputuskan.
"Hal ini masih akan dikaji lebih lanjut bersama tim teknis dan dikoordinasikan dengan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPPMP),” ujarnya memberi penjelasan.
Jika akan dilakukan, Putri Harjani menegaskan, pelaksanaan gelombang kedua tetap harus mengacu pada petunjuk teknis SPMB. Dari empat jalur pendaftaran yang tersedia, masing-masing jalur domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi, jalur domisili tercatat paling banyak menyisakan bangku kosong.
Kondisi itu bisa menunjukkan distribusi calon murid di sekitar sekolah belum merata. Kemungkinan lain, jumlah lulusan SD di beberapa wilayah menurun atau terjadi pergeseran minat masyarakat terhadap pilihan sekolah di proses SPMB.
Meski begitu Putri Harjani tetap optimis, jumlah pendaftar masih akan bisa bertambah dalam waktu dekat. Saat ini, pihaknya sedang merancang cara agar proses belajar mengajar di sekolah yang kekurangan murid tetap bisa berjalan optimal pada tahun ajaran baru.
Editor: Budi Santoso