”Contohnya, SMP Negeri 7 Purwodadi yang berada di wilayah perkotaan. Sekolah ini memiliki sembilan rombongan belajar dengan daya tampung 288 siswa, tetapi hingga penutupan pendaftaran baru diisi 231 siswa,” kata dia.
Hal serupa juga terjadi di SMP Negeri 1 Toroh. Dari sembilan rombel berdaya tampung 288 siswa, terisi 269 siswa.
Murianews, Grobogan – Banyaknya SD maupun SMP yang kekurangan murid pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, memunculkan anggapan bahwa sebagian sekolah negeri kalah dengan sekolah swasta.
Plt Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Grobogan Putri Harjani mengakui memang sekolah swasta diminati para murid belakangan ini. Menurutnya, ada alasan tersendiri mengapa sekolah swasta lebih dipilih daripada sekolah negeri.
Ia pun mengakui sarana dan prasarana di sekolah swasta kemungkinan lebih baik. Sebab, sekolah tersebut menarik iuran kepada wali murid.
”Beberapa sekolah swasta memang dimintai akhir-akhir ini. Bisa karena ortu ingin anak mendapat pendidikan agama lebih, atau karena sarprasnya memang lebih baik, karena sekolah swasta kan berbayar,” ujar dia, Senin (30/6/2025).
Sebelumnya diberitakan, puluhan SMP di Kabupaten Grobogan gagal memenuhi kuota yang telah disiapkan.
Selain itu, sejumlah SD negeri hanya mendapatkan beberapa siswa saja, bahkan ada yang hanya mendapat satu siswa saja, yakni SDN 3 Juworo dan SD Kecil Karangasem.
Dari empat jalur pendaftaran yang tersedia, yakni domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi, jalur domisili disebut paling banyak menyisakan bangku kosong.
Kekurangan siswa...
Putri menyebutkan, kekurangan siswa dalam proses SPMB tidak hanya di daerah pelosok Grobogan saja. Namun sejumlah SMP yang berlokasi di pusat kota juga mengalami hal yang sama.
”Contohnya, SMP Negeri 7 Purwodadi yang berada di wilayah perkotaan. Sekolah ini memiliki sembilan rombongan belajar dengan daya tampung 288 siswa, tetapi hingga penutupan pendaftaran baru diisi 231 siswa,” kata dia.
Hal serupa juga terjadi di SMP Negeri 1 Toroh. Dari sembilan rombel berdaya tampung 288 siswa, terisi 269 siswa.
Untuk mengisi kekurangan kuota tersebut, pihaknya membuka opsi dibukanya SPMB gelombang kedua. Jika akan dilakukan, ia menegaskan, pelaksanaan gelombang kedua tetap harus mengacu pada petunjuk teknis SPMB.
Editor: Cholis Anwar