Ia menilai ada banyak sisi positif sekolah enam hari. Apalagi, disebutnya banyak SMA-SMK swasta di Grobogan yang masih menerapkan sekolah enam hari hingga kini.
”Sekolah enam hari oke-oke saja. Apalagi di daerah kan banyak yang masih enam hari ya. Karena kalau hanya lima hari, saat libur pun anak-anak lebih banyak main HP,” ujar dia, Sabtu (22/11/2025).
Menurutnya, sekolah lima hari lebih baik ketimbang sekolah lima hari. Sebab, anak-anak usia sekolah saat di rumah lebih banyak yang tidak produktif.
”Kalau anak sekolah, semakin banyak libur malah tidak produktif. Kebanyakan main, tidak belajar. Kalau masih level junior dan senior high school, dua hari libur pada ngelayap tidak jelas. Kebanyakan main, minim belajar,” imbuhnya.
Namun, hal itu berbeda dengan mereka yang bekerja. Menurutnya, mereka yang sudah bekerja memang membutuhkan libur lebih banyak. Apalagi bagi pekerja yang harus menjalani perjalanan dengan jarak cukup jauh setiap harinya.
Murianews, Grobogan – Wacana sekolah enam hari untuk SMA/SMK di Jawa Tengah menimbulkan polemik di masyarakat. Wiwin Winarsih, dosen dari Fakultas Bisnis, Pendidikan dan Terapan Universitas An Nuur (Unan) Purwodadi turut angkat bicara.
Ia menilai ada banyak sisi positif sekolah enam hari. Apalagi, disebutnya banyak SMA-SMK swasta di Grobogan yang masih menerapkan sekolah enam hari hingga kini.
”Sekolah enam hari oke-oke saja. Apalagi di daerah kan banyak yang masih enam hari ya. Karena kalau hanya lima hari, saat libur pun anak-anak lebih banyak main HP,” ujar dia, Sabtu (22/11/2025).
Menurutnya, sekolah lima hari lebih baik ketimbang sekolah lima hari. Sebab, anak-anak usia sekolah saat di rumah lebih banyak yang tidak produktif.
”Kalau anak sekolah, semakin banyak libur malah tidak produktif. Kebanyakan main, tidak belajar. Kalau masih level junior dan senior high school, dua hari libur pada ngelayap tidak jelas. Kebanyakan main, minim belajar,” imbuhnya.
Namun, hal itu berbeda dengan mereka yang bekerja. Menurutnya, mereka yang sudah bekerja memang membutuhkan libur lebih banyak. Apalagi bagi pekerja yang harus menjalani perjalanan dengan jarak cukup jauh setiap harinya.
”Kalau kerja, itu kan banyak yang menglaju, seperti saya juga menglaju dari luar daerah, jadi lebih baik lima hari,” kata dia.
Masih Dikaji...
Untuk diketahui, Pemprov Jateng sedang mengkaji pengembalian kebijakan sekolah enam hari. Perumusan kajian itu dilakukan dengan menggandeng akademisi dan elemen masyarakat.
Disebutkan, kebijakan lima hari sekolah tujuan utamanya adalah memberikan waktu luang kepada anak-anak untuk berkumpul bersama keluarga.
Namun, berdasarkan kajian, para orang tua banyak yang bekerja hingga enam bahkan tujuh hari dalam sepekan.
Lebih lanjut dinyatakan Pemprov Jateng tegas menjalankan komitmen terhadap kesejahteraan anak. Sehingga, kembalinya penerapan enam hari sekolah ini diharapkan memberikan perlindungan kepada anak dari hal negatif saat berada di luar pengawasan orang tua.
Editor: Zulkifli Fahmi