Sabtu, 22 November 2025

Murianews, Jepara – Bocah 13 tahun korban perkosaan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah malah mengalami bullying atau perundungan di sekolah. Situasi itu pun membuat korban makin trauma.

Sebelumnya, korban memang sempat tak berangkat sekolah usai peristiwa perkosaan yang menimpanya. Namun, ia berusaha memberanikan diri ke sekolah.

Sayangnya, sejumlah teman yang mencurigai, bahwa yang sedang ramai dibicarakan di media massa maupun media sosial adalah dirinya, langsung menuduh dengan berbagai dugaan hingga perundungan tak terhindarkan.

Peristiwa itu sangat disayangkan Luluk Bahiroh, pendamping korban dari Pokja 1 Tim Penggerak PKK Kabupaten Jepara. Ia menyebut, pihak sekolah terkesan lalai dalam memberikan pendampingan pada korban, sehingga peristiwa perundungan tak terhindarkan.

”Pihak sekolah seharusnya ikut memberikan rasa aman terhadap korban. Dinas terkait juga harus turun tangan segera,” kata Luluk yang juga anggota  Lembaga Kemaslahatan Keluarga (PC LKKNU) Jepara itu, Sabtu (22/11/2025).

Murianews.com mendapatkan beberapa potongan percakapan antara korban dan teman-temannya yang menunjukkan perundungan itu. Korban sempat menjelaskan pada temannya bahwa dia adalah korban, tetapi bullying tetap diterima secara bertubi-tubi.

Bahkan, di dalam sebuah grup WhatsApp yang berisi siswi-siswi sekelasnya, korban dikonfrontasi dengan berita-berita yang beredar. Korban diejek teman-temannya dengan berbagai bahasa kasar dan menyakitkan. Korban bahkan sampai dikeluarkan dari grup itu.

Ibu alami trauma... 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler