Selain itu, perubahan morfologi kubah lava barat daya Merapi terus dipantau. Analisis foto udara terbaru menunjukkan adanya perubahan signifikan akibat aktivitas guguran lava yang terus berlangsung.
Perubahan ini meningkatkan potensi bahaya lahar dingin, terutama saat musim hujan tiba.
”Perubahan kubah lava barat daya ini berpotensi meningkatkan volume material yang dapat terbawa aliran lahar dingin. Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Merapi,” tegas Agus.
BPPTKG saat ini masih mempertahankan status Merapi pada Level III atau Siaga. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya.
Terutama aktivitas di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng, serta sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro dan Sungai Gendol.
Murianews, Yogyakarta – Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkanik, Senin (8/4/2025). Sebanyak tujuh kali guguran lava tercatat dalam rentang waktu 6 jam.
Data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menunjukkan, guguran lava ini meluncur hingga jarak maksimum 1,8 kilometer.
Selain itu, guguran mengancam tiga aliran sungai utama di lereng Merapi, yakni Kali Sat/Putih, Kali Krasak, dan Kali Boyong.
”Lima guguran lava terpantau menuju Kali Sat/Putih dengan jarak luncur mencapai 1.800 meter, satu kali ke Kali Krasak sejauh 1.200 meter, dan satu kali ke Kali Boyong sejauh 1.500 meter,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso seperti dilansir Antara.
Yang lebih mengkhawatirkan, Merapi juga mencatatkan rekor 42 kali gempa hybrid dalam periode yang sama. Gempa jenis ini, yang mengindikasikan pergerakan fluida vulkanik di dalam tubuh gunung.
Selain itu, gempa ini juga memicu kekhawatiran akan potensi peningkatan tekanan magma dan erupsi yang lebih besar.
”Frekuensi gempa hybrid yang tinggi ini menjadi perhatian khusus kami. Ini bisa menjadi indikasi adanya akumulasi tekanan di dalam gunung,” jelas Agus.
Waspada Lahar Dingin...
Selain itu, perubahan morfologi kubah lava barat daya Merapi terus dipantau. Analisis foto udara terbaru menunjukkan adanya perubahan signifikan akibat aktivitas guguran lava yang terus berlangsung.
Perubahan ini meningkatkan potensi bahaya lahar dingin, terutama saat musim hujan tiba.
”Perubahan kubah lava barat daya ini berpotensi meningkatkan volume material yang dapat terbawa aliran lahar dingin. Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Merapi,” tegas Agus.
BPPTKG saat ini masih mempertahankan status Merapi pada Level III atau Siaga. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya.
Terutama aktivitas di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng, serta sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro dan Sungai Gendol.