Siswa TK di Pati Ini Dikenalkan Proses Produksi Jamu Sejak Dini
Umar Hanafi
Senin, 24 Juli 2023 15:00:00
Murianews, Pati – Berbagai upaya dilakukan untuk mengenalkan tradisi Nusantara sejak dini. Salah satunya mengajak siswa-siswi taman kanak-kanak (TK) melihat produksi jamu.
Hal ini dilakukan TK Merpati 1. Lembaga pendidikan anak usia dini yang terletak di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Pati, Jawa Tengah itu mengajarkan siswa-siswi untuk lebih mengenal jamu tradisional, Senin (24/7/2023).
Para siswa diajak berkunjung ke Omah Gesang. Salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa tersebut dipilih lantaran memproduksi jamu tradisional dan aktif mengikuti pelatihan dan pameran.
Belasan siswa-siswi berbondong-bondong ke Omah Gesang pada Senin pagi. Mereka pun tampak antusias mendengarkan dan melihat cara memproduksi jamu tradisional.
Berbagai bahan dikenalkan kepada para siswa. Seperti kunyit, jahe, lemon, madu dan bunga telang. Dalam kesempatan itu, Omah Gesang mempraktikkan cara membuat wedang telang dan kunyit asem.
”Yang diajarkan dua itu karena simple. Selain itu, bahan untuk membuat itu melimpah di sini. Jadi kita pilih agar anak tidak kesulitan kalau ingin buat,” ujar Owner Omah Gesang, Dyah Puji Astuti.
Para siswa-siswi juga sempat mencicipi hasil olah yang dipraktikkan. Mereka menilai jamu yang diproduksi enak dan tidak pahit. Beberapa di antara mereka pun ketagihan.
Sementara itu Guru TK Merpati 1 Subiyanti mengatakan pihaknya mengajak siswa-siswi berkunjung ke Omah Gesang lantaran kurikulum pendidikan saat ini mendorong siswa lebih aktif.
”Sekarang kan kurikulum dari pemerintah menyuruh anak lebih aktif dan mengenalkan anak dengan sekeliling. Salah satunya ini adanya kunjungan agar anak bisa mengenal jamu. Karena di Jrahi ada banyak bahan jamu,” kata dia.
Selain itu, ini dilakukan agar anak semakin mengenal dan melestarikan tradisi Nusantara. Pihaknya tidak mau tradisi yang baik ini dilupakan dan ditinggalkan oleh generasi penerus.
”Semoga anak semakin mengenal makanan dan minuman sehat asli Indonesia,” pungkas dia.
Editor: Cholis Anwar



