Murianews, Pati – Harga beras di Kabupaten Pati meroket selama beberapa bulan terakhir. Sehingga, hal ini membuat laju inflasi di Bumi Mina Tani mencapai 0,02 persen.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Pati, Tri Haryama mengatakan bahwa kenaikan harga beras menjadi salah satu pemicu inflasi di daerahnya. Meskipun angkanya masih dalam kategori aman.
”Inflasi di Pati 0,02 persen. Lebih rendah di bandingkan Jawa Tengah yang 0,06 persen. Jadi tarafnya masih aman. Beras ini sangat mempengaruhi karena untuk kebutuhan pokok,” ujar Haryama.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata dia, Bulog akan menyalurkan beras kepada masyarakat. Pelayurannya selama tiga bulan mulai September ini. Meksipun untuk jumlah penerima bantuannya belum ditentukan.
”Per KK (Kartu Keluarga) mendapatkan 10 kilogram. Tapi penyalurannya belum di jadwalkan. Nanti menunggu penjadwalan. Jumlah masih menunggu data. Nanti ada data by name by address. Ini bertujuan untuk menekan angka inflasi,” jelasnya.
Untuk diketahui, dua jenis beras yakni medium dan premium saat ini mengalami kenaikan sekitar Rp 2 ribu. Beras medium yang dulu seharga Rp 10 ribu kini mencapai Rp 12 ribu. Sedangkan yang premium awalnya seharga sekitar Rp 12 ribu sekarang naik menjadi Rp 14 ribuan
Kenaikan harga komoditas ini telah dipantau Pemkab Pati. Pemicunya tak lain akibat berkurangnya stok beras di pasaran.
”Secara umum yang terjadi kenaikan adalah beras. Harga beras di pasaran yang premium sampai Rp 14 ribu. Yang biasa Rp 12 ribu,” ungkap Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro.
Editor: Cholis Anwar



