Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Kekeringan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), semakin meluas pada pertengahan Oktober 2023 ini. Status tanggap darurat bencana di Bumi Mina Tani pun diperpanjang  hingga dua pekan ke depan atau hingga Senin (30/10/2023).

Awalnya, status tanggap darurat diberlakukan mulai Selasa (3/10/2023) hingga Senin (16/2024).

Lantaran kekeringan semakin meluas dan musim hujan diprediksi mulai terjadi pada bulan November, stasus tanggap darurat bencana kekeringan pun diperpanjang. 

”Setelah Pak Pj Bupati menetap status tanggap darurat pada 3 Oktober hingga 16 Oktober, ini diperpanjang hingga dua minggu ke depan,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya, Selasa (17/10/2023). 

Pada awal Oktober lalu, sekitar 75 desa di sepuluh kecamatan mengalami kekeringan. Sepuluh kecamatan itu yakni, Yakni, Kecamatan Jaken, Jakenan, Winong, Tambakromo, Gabus, Kayen, Sukolilo, Batangan, Pucakwangi dan Kecamatan Tayu. 

Saat ini, kekeringan semakin bertambah. Jumlah desa yang mengalami kekeringan menjadi 84 desa. Lebih dari 130 ribu jiwa warga membutuhkan bantuan air bersih setiap harinya. 

Kekeringan pun diprediksi semakin bertambah. Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, kata Martinus, bakal terus melakukan dropping air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. 

”Kita akan terus masif melakukan dropping air hingga akhir Oktober. Kalau November baru hujan atau dasarian pertama bulan Desember baru hujan di Kabupaten Pati, nanti akan kita perpanjangan lagi untuk status tanggap darurat,” tutur dia. 

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang ikut memberikan bantuan air bersih. Baik dari kelompok masyarakat, relawan maupun dunia usaha. 

”Jumlah tangki yang sudah disalurkan mendekati 700 tangki. Itu dari BPBD Kabupaten Pati saja. Belum dari PMI, CSR total lebih dari 1000 tangki,” pungkas dia. 

 

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Terpopuler