Murianews, Pati – Alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Pati pada tahun ini mengalami penurunan sekitar 48 persen atau hanya mendapatkan kuota sebanyak 21,46 ribu ton jenis urea.
Sementara pada tahun 2023 lalu, petani di 21 kecamatan di Kabupaten Pati mendapatkan jatah 42,62 ribu ton pupuk urea. Tidak hanya pupuk urea, pupuk bersubsidi jenis lainnya juga mengalami penurunan
Pada tahun 2023 lalu, Kabupaten Pati mendapatkan jatah 26 ribu ton NPK dan 44 ton NPK untuk kakau. Sedangkan tahun 2024 ini, petani mendapatkan jatah 15,84 ribu ton NPK dan nihil NPK untuk petani kakau.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Kadispertan) Kabupaten Pati, Niken Tri Meiningrum menjelaskan, alokasi pupuk bersubsidi ini merupakan ranahnya pemerintah pusat.
”Turun dari pusat. Jadi alokasi pupuk itu dari pusat kemudian ke provinsi baru ke kabupaten,” kata dia.
Ia mengungkapkan tidak hanya Kabupaten Pati yang mengalami penurunan pupuk bersubsidi. Kabupaten/kota lainnya juga disebut mengalami penurunan alokasi pupuk bersubsidi.
”Jadi alokasi (turun) ini mungkin anggaran juga, kenaikan harga juga. Karena kita masih impor,” ujar dia.
Ia mengaku sudah menyalurkan pupuk bersubsidi itu ke masing-masing kecamatan setelah adanya SK Pj Bupati Pati. Kecamatan yang mendapatkan jatah pupuk bersubsidi tertinggi yakni Kecamatan Sukolilo dengan 3,1 ribu ton urea dan 1,7 ribu ton NPK.
Disusul Kecamatan Pucakwangi dengan 2,2 ribu ton urea dan 1,7 ribu ton NPK. Sementara kecamatan yang mendapatkan alokasi terendah yakni Kecamatan Juwana (323 ton urea dan 228 ton NPK) dan Kecamatan Trangkil (295 ton urea dan 402 ton NPK).
”Kami berusaha agar petani juga memanfaatkan biosaka. Ini bukan pupuk maupun obat. Tapi bisa menghemat pupuk sekitar 50 persen,” tandas dia.
Editor: Cholis Anwar



