Lomban Tayu Pati: Nelayan Raup Cuan dari Wisata Perahu
Umar Hanafi
Jumat, 19 April 2024 19:00:00
Murianews, Pati – Nelayan di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mendapatkan berkah saat tradisi Lomban digelar. Mereka dapat cuan dari wisata perahu yang dibuka hanya saat Lomban Tayu.
Ratusan perahu tampak bersandar di pinggir Sungai Tayu, Jumat (19/4/2024) sedari pagi. Mereka menunggu penumpang yang ingin berwisata naik perahu di tengah momen Lomban Tayu Pati.
Sejumlah perahu lainnya sudah mendapatkan penumpang. Mereka pun hilir-mudik dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sambiroto hingga muara Sungai Tayu.
Salah satu pemilik perahu yang menyediakan jasa wisata perahu itu adalah Arifin. Lelaki asal Desa Sambiroto itu memanfaatkan perahu berukuran 7 meter kali 3 meter untuk mengangkut para wisatawan. Setiap wisatawan ditarif Rp 15 ribu.
”Satu orangnya ditarif Rp 15 ribu pulang-pergi sampai batas muara Sungai Tayu. Ini menjadi berkah nelayan. Menjadi pesta nelayan,” kata dia kepada Murianews.com.
Selain dirinya, ratusan perahu lainnya juga menyediakan wisata perahu. Wisata perahu ini hanya disediakan saat momen Lomban Tayu saja. Hari-hari biasa, para nelayan menangkap ikan di Laut Juwana.
”Bisanya muat ikan, ini muat orang. Perahu ini ukuran 7 meter kali 3 meter. Satu perahu bisa memuat sampai 30 orang,” ujar dia.
Ia pun nampak sumringah. Pasalnya, wisatawan yang datang pada Lomban 2024 ini lebih banyak daripada Lomban tahun 2023 lalu. Arifin dan ratusan nelayan lainnya pun meraup cuan di momen Lomban Tayu.
”Daripada tahun kemarin tambah ramai ini. Setiap tahun, tradisi Lomban ada terus. Khusus lomban saja,” tandas dia.
Sementara itu, salah satu wisatawan Lilim mengaku selalu menikmati wisata naik perahu saat momen Lomban Tayu digelar. Ia dan keluarganya tak mau ketinggalan menyaksikan tradisi Lomban Tayu.
”Ini kalau saat Lomban Kupatan, anak saya pada senang naik perahu. Setiap tahun memang ikut ini. Melihat tradisi Lomban,” ujar ibu rumah tangga dari Desa Tayu Wetan yang memiliki tiga putra ini.
Ia mengaku tak keberatan meskipun harus merogoh kocek cukup dalam agar anak-anaknya dan suaminya bisa ikut naik perahu. Ia merasa momen Lomban sayang untuk dilewatkan.
Editor: Budi Santoso
Murianews, Pati – Nelayan di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mendapatkan berkah saat tradisi Lomban digelar. Mereka dapat cuan dari wisata perahu yang dibuka hanya saat Lomban Tayu.
Ratusan perahu tampak bersandar di pinggir Sungai Tayu, Jumat (19/4/2024) sedari pagi. Mereka menunggu penumpang yang ingin berwisata naik perahu di tengah momen Lomban Tayu Pati.
Sejumlah perahu lainnya sudah mendapatkan penumpang. Mereka pun hilir-mudik dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sambiroto hingga muara Sungai Tayu.
Salah satu pemilik perahu yang menyediakan jasa wisata perahu itu adalah Arifin. Lelaki asal Desa Sambiroto itu memanfaatkan perahu berukuran 7 meter kali 3 meter untuk mengangkut para wisatawan. Setiap wisatawan ditarif Rp 15 ribu.
”Satu orangnya ditarif Rp 15 ribu pulang-pergi sampai batas muara Sungai Tayu. Ini menjadi berkah nelayan. Menjadi pesta nelayan,” kata dia kepada Murianews.com.
Selain dirinya, ratusan perahu lainnya juga menyediakan wisata perahu. Wisata perahu ini hanya disediakan saat momen Lomban Tayu saja. Hari-hari biasa, para nelayan menangkap ikan di Laut Juwana.
”Bisanya muat ikan, ini muat orang. Perahu ini ukuran 7 meter kali 3 meter. Satu perahu bisa memuat sampai 30 orang,” ujar dia.
Ia pun nampak sumringah. Pasalnya, wisatawan yang datang pada Lomban 2024 ini lebih banyak daripada Lomban tahun 2023 lalu. Arifin dan ratusan nelayan lainnya pun meraup cuan di momen Lomban Tayu.
”Daripada tahun kemarin tambah ramai ini. Setiap tahun, tradisi Lomban ada terus. Khusus lomban saja,” tandas dia.
Sementara itu, salah satu wisatawan Lilim mengaku selalu menikmati wisata naik perahu saat momen Lomban Tayu digelar. Ia dan keluarganya tak mau ketinggalan menyaksikan tradisi Lomban Tayu.
”Ini kalau saat Lomban Kupatan, anak saya pada senang naik perahu. Setiap tahun memang ikut ini. Melihat tradisi Lomban,” ujar ibu rumah tangga dari Desa Tayu Wetan yang memiliki tiga putra ini.
Ia mengaku tak keberatan meskipun harus merogoh kocek cukup dalam agar anak-anaknya dan suaminya bisa ikut naik perahu. Ia merasa momen Lomban sayang untuk dilewatkan.
Editor: Budi Santoso