Hadapi Ancaman Kera, Petani Gunung Buthak Rembang Sewa Pemburu
Umar Hanafi
Kamis, 25 April 2024 12:10:00
Murianews, Rembang – Petani di Gunung Buthak, Kabupaten Rembang tengah menghadapi ancaman ribuan kera. Mereka pun menyewa jasa ”pemburu” kera tanpa peluru untuk menjaga lahannya.
Gunung Buthak yang meliputi wilayah Kecamatan Sale dan Gunem itu menjadi lokasi tegalan warga untuk menanam durian, jagung, pete dan padi.
Tetapi, para petani harus berhadapan dengan gangguan kera yang sering memakan tanaman mereka. Untuk melindungi tanaman dari serangan kera, sejumlah orang menyediakan jasa penjagaan lahan.
Para penjaga lahan ini membawa senapan, namun tanpa amunisi peluru. Mereka berpindah-pindah ke beberapa titik untuk memantau tegalan pemilik lahan.
Jika mendeteksi pergerakan kera, para penjaga lahan ini memberikan senapan agar suara ”dor” membuat kera ketakutan sehingga dapat mengusir kera tersebut. Para penjaga lahan ini memastikan aktivitas ini tidak membahayakan dan tak menyakiti kera.
Salah satu penjaga lahan, Surip (45 tahun) warga Dukuh Picis Desa Dowan mengaku aktivitas ini sudah menjadi pekerjaannya setiap hari. Keberadaan kera yang cukup banyak membuat tanaman jagung dan durian warga sering dimakan.
”Jam 5 pagi, subuh sudah ke sini pulang sore. Soalnya pagi itu sudah diambil kera kok tanamannya,” ujarnya, Rabu (24/4/2024)
Meskipun jumlah kera di Gunung Buthak mencapai ribuan ekor, para penjaga lahan ini tidak membunuh atau melukai kera tersebut. Mereka menggunakan senjata hanya untuk menakuti kera dengan suara ”dor” yang dihasilkan senapan.
”Kalau jaga kita senjatanya ya ini bawa senapan. Tapi ini hanya angin kok (tidak pakai amunisi peluru. Ini ada yang pakai bensin (yang memakai petasan bumbung berbahan paralon),” terangnya.
Sarmijan, penjaga lahan lainnya, menegaskan bahwa senjata yang mereka bawa hanya digunakan untuk menakuti kera. Mereka mendapatkan bayaran dari pemilik tegalan, namun jumlahnya hanya cukup untuk membayar bahan bakar senjata mereka, yaitu bensin.
”Bayarane ya untuk membeli bensin,” jawabnya saat ditanya berapa bayaran yang diterimanya dari pemilik tegalan.
Editor: Cholis Anwar



