Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Petani garam Bumimulyo, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati mengeluhkan kondisi air laut berlumpur saat musim kemarau ini. Padahal air itu dijadikan sebagai bahan pembuatan garam.

Menurut pengakuan salah seorang petani garam, Jio (50), setiap musim kemarau air yang diambil dari laut melalui aliran sungai selalu mengandung lumpur. Menurutnya, hal itu diakibatkan adanya aktivitas kapal di Sungai Silugonggo.

”Ya kapal, ya lumpur itu, lumpur di tepi sungai di kebyur kapal itu. Ada kapal, itu yang efeknya lumpur kapal itu, dikebut terus setiap lewat, terus larinya ke sini,” ujar dia.

Selain aktivitas kapal di Sungai Silugonggo,  lanjut dia, air bahan pembuatan garam mengandung lumpur dikarenakan bibir pantai di Wilayah Pati terdiri dari lumpur bukanlah pasir. Sehingga, lumpur yang ada di bibir pantai terbawa ke tambak garam milik petani.

”Kalau sudah tiga kilo dari sini tidak ada lumpur, Lengkong (Sungai). Lautnya kan pasir. Kalau Ngerang, Raci, Ketintang Wetan sama Mujil itu efek lumpur. Cuma di tiga desa yang efek lumpur,” paparnya.

Adapun wilayah pertambakan garam yang airnya mengandung lumpur meliputi Desa Bumimulyo, Ketintang Wetan dan Raci.

Jio menyebut, permasalahan lumpur yang terkandung dalam air bahan pembuatan garam tak bisa di atasi pemerintah baik daerah maupun provinsi. Menurutnya, hanya pemerintah pusat yang bisa mengatasi permasalahan tersebut.

”Tidak bisa, sulit itu. Hanya satu solusi sebenarnya, tapi itu tidak mungkin, butuh dana. Kalau tidak dana pusat, tidak mungkin, Ndak bakalan, provinsi tidak mampu,” ucap dia.

Fungsional Pembina Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pati Ari Wibowo membenarkan jika air laut yang menjadi bahan pembuatan garam tercampur lumpur. Menurutnya, hal itu terjadi di bulan-bulan tertentu saja.

”Kalau kondisi Pantura, kondisi airnya seperti itu. Tapi kalau saat muncul sedimen itu bulan-bulan apa istilahnya, Kuoloo, ketujuh. Tapi ada wayahe,  bulan 10 itu sudah mulai jernih, air laut sudah jernih. Air laut naik,” ungkapnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya mengaku sudah berupaya membantu para petani garam dengan memberikan berbagai bantuan. Salah satunya yakni pompa air.

”Memang upaya mereka, sudah kearifan lokal mereka, karena usahanya di situ ya memang diupayakan untuk dikebur kemudian untuk pompa. Kita juga memberikan bantuan ada pompa ada sembarang dengan, salah satunya memang untuk pengambilan air laut,” tandasnya.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Terpopuler