Wanita asal Kabupaten Semarang itu mengenal pemuda asal Desa Terteg, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati dari media sosial Facebook.
”Pertama kenal lewat Facebook waktu aku di Dubai. Sekitar 5 tahun yang lalu. Terus pulang ke Indonesia dan ketemu saat cuti 8 bulan,” ujar dia, Selasa (20/8/2024).
Karsini mengaku setiap bulan, ia mengirim setidaknya Rp 6 juta. Pengiriman itu dilakukan rutin sekitar 5 tahun. Sehingga total dana yang dihabiskan Karsini lebih dari Rp 350 juta.
”Nominalnya lebih dari 250 juta. Itu kan untuk dibikin ringkas. Kalau Rp 350 juta itu kog kebanyakan gitu kata Pak Lurah. Setiap bulan Rp 6 juta kali 5 tahun kerja. Di Surat Pernyataan ditulis cuma Rp 250 juta. Tapi sekitar Rp 350 juta,” jelas dia.
”Setelah itu saya sudah transfer untuk pondasi rumah. Setelah cuti pulang sekitar, mungkin di rumah 4 bulan belum selesai bangun rumah,” lanjut dia.
Saat cuti kerja.......
Murianews, Pati – Fakta baru TKW asal Kabupaten Semarang yang nekat merobohkan rumah temboknya kekasihnya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah terungkap. Wanita bernama Karsini itu sudah tekor hingga Rp 350 juta.
Hal ini diungkapkan Karsini langsung. Ia mengaku awal mula mengenal kekasihnya, Sumadi sekitar tahun 2018 lalu. Waktu itu, ia masih bekerja sebagai TKW di Dubai.
Wanita asal Kabupaten Semarang itu mengenal pemuda asal Desa Terteg, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati dari media sosial Facebook.
”Pertama kenal lewat Facebook waktu aku di Dubai. Sekitar 5 tahun yang lalu. Terus pulang ke Indonesia dan ketemu saat cuti 8 bulan,” ujar dia, Selasa (20/8/2024).
Benih-benih cinta pun muncul diantara keduanya. Lantaran terbuai cinta, Karsini pun menuruti permintaan Sumadi untuk mengirimkan sejumlah uang.
Karsini mengaku setiap bulan, ia mengirim setidaknya Rp 6 juta. Pengiriman itu dilakukan rutin sekitar 5 tahun. Sehingga total dana yang dihabiskan Karsini lebih dari Rp 350 juta.
”Nominalnya lebih dari 250 juta. Itu kan untuk dibikin ringkas. Kalau Rp 350 juta itu kog kebanyakan gitu kata Pak Lurah. Setiap bulan Rp 6 juta kali 5 tahun kerja. Di Surat Pernyataan ditulis cuma Rp 250 juta. Tapi sekitar Rp 350 juta,” jelas dia.
Kepada Karsini uang itu digunakan Sumadi untuk membangun rumah dan membeli sejumlah kendaraan. Mulai dari satu unit mobil dan tiga unit kendaraan motor dua.
”Setelah itu saya sudah transfer untuk pondasi rumah. Setelah cuti pulang sekitar, mungkin di rumah 4 bulan belum selesai bangun rumah,” lanjut dia.
Saat cuti kerja.......
Saat cuti Kerja, Karsini pun menyempatkan mendatangi kediaman Sumadi. Keduanya sempat melangsungkan pernikahan. Namun, pernikahan itu tidak melalui KUA. Tetapi nikah siri.
Setelah melangsungkan pernikahan siri, Karsini kemudian kembali ke Dubai untuk bekerja kembali. Mereka menjalin hubungan jarak jauh alias LDR. Hubungan jarak jauh ini tidak berjalan dengan lancar. Keduanya sering kali terlibat cekcok dan pertengkaran.
”Mulai ada ketidakcocokan. Seperti sering bertengkar, suka ngejelekin aku dan keluargaku,” uangkap dia.
Selain itu, lanjut Karsini, Sumadi juga berencana menjual tanah ibu aku yang berada di Salatiga untuk dibelikan truk untuk bisnis. Namun hal itu ditolak Karsini.
Penolakan ini bermula Sumadi enggan menikahi Karsini secara resmi. Karsini pun mulai tidak mengirimkan uang kepada Sumadi.
”Dia minta dikirim duit tapi ndak saya kasih. Dia minta duit-duit tapi ndak menghargai aku. Kalau aku kasih duit, nanti kalau aku tuanya gimana. Kalau aku diusir. Dia juga ndak mau nikahi aku secara resmi,” ungkap dia.
”Kita juga ndak punya anak. Kalau aku tua, sakit-sakitan mungkin dia sudah ndak suka sama aku. Aku masih sehat saja dia sering marah-marah. Waktu intropeksi itu aku coba ndak ngirim duit,” sambungnya.
Hal ini membuat Sumadi murka. Hubungan mereka pun putus tanpa ada kejelasan. Sekitar enam bulan lamanya mereka tidak menjalin komunikasi
”Ndak ada komunikasi. Dia blok semua akun, di Facebook, Tiktok WA semua diblok,” ujar dia.
Hingga akhirnya, salah satu kerabatnya memberitahukan bahwa Sumadi sudah menjalani lamaran dan menikah dengan wanita lainnya. Karsini pun sakit hati.
”Terus aku punya niat kalau pulang harus ke sana. Aku mau nuntut Hak. Karena sudah bertahun-tahun yang hasil kerja dikirim ke sana smua. Walaupun ndak dapat (harta) aku bisa meluapkan apa yang ada di hati,” ungkap dia.
Pada Juli 2024 lalu, Karsini pulang ke kampung halaman setelah merantau bertahun-tahun di Dubai. Pada 10 Agustus 2024 lalu, ia akhirnya menyempatkan mendatangi rumah Sumadi.
”Setelah itu ke sana. Tanpa kabar. Pulang ke Indonesia bulan Juli. Mungkin 2 Minggu di rumah. Pulang seminggu di rumah terus ke sana. Tanggal Sabtu sore ke Sana. Langsung ke rumah dia. Mediasi. Mau ganti rugi secara damai,” tutur dia.
Karsini menuntut ganti rugi Rp 100 juta dari uang yang sudah dia keluarkan. Tapi Sumadi tidak mau. Akhirnya Karsini dibantu sejumlah tukang di desa tersebut membongkar rumah Sumadi.
”Kalau ndak kau ganti rugi ya sudah rumah rubuh. Kalau mau dirubuhin ya rubuhin aja dia nantangin gitu. Habis itu aku ke perangkat desa minta surat pernyataan,” ungkap dia.
Editor: Cholis Anwar