Musim Kemarau, Sungai Juwana Pati Mulai Mengering
Umar Hanafi
Senin, 9 September 2024 14:24:00
Murianews, Pati – Sungai Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mulai mengering saat musim kemarau tahun 2024 ini. Air di sungai tersebut menyusut, bahkan sejumlah titik sudah kering tak teraliri air.
Salah satu titik yang mengering di Sugai Juwana ada di sekitar Jembatan Tanjang, Kecamatan Gabus. Air Sungai Juwana yang berada di bawahnya sudah tak mengalir di lokasi itu. Sejumlah mesin pompa air milik petani tampak menganggur karena tidak ada air yang bisa disedot.
Di beberapa titik memang masih ada air yang menggenang. Namun, volume air itu dinilai tak cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian di Desa Tanjang. Sejumlah petak sawah juga terlihat mengering tak mendapatkan pasokan air.
Salah satu warga Desa Tanjang, Kurdi, mengaku kondisi di Sungai Juwana ini sudah terjadi sekitar satu pekan lalu. Tak adanya guyuran hujan sejak beberapa bulan membuat Sungai Juwana mulai mengering.
”Air dari Gunungpanti, Godo dan Wuwur nggak ada. Ndak ada air dari atas. Ndak ada hujan. Apalagi hutan di Kendeng rusak sehingga ndak ada tampungan air,” ujar Kurdi kepada Murianews.com, Senin (9/9/2024).
Kurdi menyatakan kondisi seperti ini baru terjadi pada kemarau tahun 2024 di Sungai Juwana. Sebelumnya, Sungai Juwana, khususnya di Desa Tanjang masih dialiri air meskipun sedikit.
”Baru tahun ini. Tahun kemarin juga nyusut tapi ndak sekering sekarang. Tahun kemarin masih ada air yang mengalir. Ini sampai ndak mengalir,” ungkap dia.
Terpisah, Ari Subekti, Humas Jampisawan Pati (Jaringan Masyarakat Pedulis Sungai Juwana Pati) menyatakan, ada beberapa faktor yang membuat Sungai Juwana mengering. Selain karena faktor musim kemarau, pihaknya menduga hal ini juga ada kaitannya dengan keberadaan Bendungan Karet.
”Menurut kami penyebab utamanya adalah sungai Juwana yang ditutup oleh Bendung Karet. Karena tidak ada analisis yang sesuai,” ujar Ari Subekti kepada Murianews.com, Senin (9/9/2024).
Kondisi ini akhirnya berdampak ke sejumlah lahan pertanian di sejumlah kecamatan di sepanjang Sungai Juwana. Mulai dari Kecamatan Margorejo, Gabus, Pati, Jakenan hingga Juwana.
”Tidak ada informasi kepada masyarakat bahkan para petani dianjurkan untuk segera memajukan musim tanam. Maka seluruh petani menyedot air sungai untuk lahan pertanian. Saat ini mengering, petani kesulitan air,” tambahnya.
Editor: Budi Santoso
Murianews, Pati – Sungai Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mulai mengering saat musim kemarau tahun 2024 ini. Air di sungai tersebut menyusut, bahkan sejumlah titik sudah kering tak teraliri air.
Salah satu titik yang mengering di Sugai Juwana ada di sekitar Jembatan Tanjang, Kecamatan Gabus. Air Sungai Juwana yang berada di bawahnya sudah tak mengalir di lokasi itu. Sejumlah mesin pompa air milik petani tampak menganggur karena tidak ada air yang bisa disedot.
Di beberapa titik memang masih ada air yang menggenang. Namun, volume air itu dinilai tak cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian di Desa Tanjang. Sejumlah petak sawah juga terlihat mengering tak mendapatkan pasokan air.
Salah satu warga Desa Tanjang, Kurdi, mengaku kondisi di Sungai Juwana ini sudah terjadi sekitar satu pekan lalu. Tak adanya guyuran hujan sejak beberapa bulan membuat Sungai Juwana mulai mengering.
”Air dari Gunungpanti, Godo dan Wuwur nggak ada. Ndak ada air dari atas. Ndak ada hujan. Apalagi hutan di Kendeng rusak sehingga ndak ada tampungan air,” ujar Kurdi kepada Murianews.com, Senin (9/9/2024).
Kurdi menyatakan kondisi seperti ini baru terjadi pada kemarau tahun 2024 di Sungai Juwana. Sebelumnya, Sungai Juwana, khususnya di Desa Tanjang masih dialiri air meskipun sedikit.
”Baru tahun ini. Tahun kemarin juga nyusut tapi ndak sekering sekarang. Tahun kemarin masih ada air yang mengalir. Ini sampai ndak mengalir,” ungkap dia.
Terpisah, Ari Subekti, Humas Jampisawan Pati (Jaringan Masyarakat Pedulis Sungai Juwana Pati) menyatakan, ada beberapa faktor yang membuat Sungai Juwana mengering. Selain karena faktor musim kemarau, pihaknya menduga hal ini juga ada kaitannya dengan keberadaan Bendungan Karet.
”Menurut kami penyebab utamanya adalah sungai Juwana yang ditutup oleh Bendung Karet. Karena tidak ada analisis yang sesuai,” ujar Ari Subekti kepada Murianews.com, Senin (9/9/2024).
Kondisi ini akhirnya berdampak ke sejumlah lahan pertanian di sejumlah kecamatan di sepanjang Sungai Juwana. Mulai dari Kecamatan Margorejo, Gabus, Pati, Jakenan hingga Juwana.
”Tidak ada informasi kepada masyarakat bahkan para petani dianjurkan untuk segera memajukan musim tanam. Maka seluruh petani menyedot air sungai untuk lahan pertanian. Saat ini mengering, petani kesulitan air,” tambahnya.
Editor: Budi Santoso