Ketua Kelompok Nelayan Tradisional Juwana, Munadirin mengungkapkan bahwa ketinggian ombak di laut mencapai tiga meter. Cuaca buruk dengan gelombang tinggi itu disebutnya sudah berlangsung sejak awal Desember lalu.
Para nelayan yang menggunakan kapal di bawah 10 groston takut untuk melaut. Mereka khawatir, gelombang tinggi mengancam keselamatan para nelayan bila nekat meluat di Laut Jawa.
”(Ketinggian ombak) paling 1,5 sampai 3 meter. Nelayan tradisional ombak 3 meter sudah tidak berani melaut,” ucap dia, Senin (23/12/2024).
Ia menyebut ada sebanyak 54 nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Tradisional Juwana yang terkendala cuaca buruk, gelombang tinggi. Sehingga mereka kini, hanya bisa cari ikan di sungai hingga muara Sungai Juwana saja.
”Kendalanya cuaca jadi jarang sekali melaut. Sampai muara kadang-kadang kembali pulang. Ndak berani ke laut,” tutur Munadirin.
Murianews, Pati – Nelayan kecil di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati takut melaut sejak awal Desember 2024 lalu. Pasalnya, gelombang tinggi tengah terjadi di Laut Jawa pada akhir-akhir ini.
Ketua Kelompok Nelayan Tradisional Juwana, Munadirin mengungkapkan bahwa ketinggian ombak di laut mencapai tiga meter. Cuaca buruk dengan gelombang tinggi itu disebutnya sudah berlangsung sejak awal Desember lalu.
Para nelayan yang menggunakan kapal di bawah 10 groston takut untuk melaut. Mereka khawatir, gelombang tinggi mengancam keselamatan para nelayan bila nekat meluat di Laut Jawa.
”(Ketinggian ombak) paling 1,5 sampai 3 meter. Nelayan tradisional ombak 3 meter sudah tidak berani melaut,” ucap dia, Senin (23/12/2024).
Ia menyebut ada sebanyak 54 nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Tradisional Juwana yang terkendala cuaca buruk, gelombang tinggi. Sehingga mereka kini, hanya bisa cari ikan di sungai hingga muara Sungai Juwana saja.
”Kendalanya cuaca jadi jarang sekali melaut. Sampai muara kadang-kadang kembali pulang. Ndak berani ke laut,” tutur Munadirin.
Kerugian serius...
Akibat peristiwa ini, nelayan tradisional mengalami kerugian yang serius. Pendapatan mereka turun drastis, jika tidak boleh disebut jeblok.
”Bukan cuma menurun drastis, tapi jeblok. Padahal kalau musim barat lumayan. Bisa dapat 1-3 kilo, bahkan bisa puluhan kilo,” bebernya.
Dalam sekali berangkat melaut, Munadirin membeberkan setiap nelayan bisa mendapatkan ratusan ribu rupiah. Namun sejak gelombang tinggi terjadi, mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan banyak.
”Harga 1 kilogram untuk rajungan bisa Rp 60 ribu, kalau 5 kilogram sudah Rp 300 ribu. Kalau ikan tinggal jenisnya, kembung 12 ribu, dero 8 ribu, tapi kalau bisa melaut hasilnya lumayan. Cuma terkendala cuaca,” pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan data BMKG ketinggian gelombang Laut Jawa sekitar 1,5 meter hingga 2,5 meter. Ketinggian gelombang tersebut tergolong sedang.
Selain gelombang tingi, nelayan kecil juga dihadapan dengan curah hujan yang tinggi di Laut Jawa. Untuk sementara waktu mereka diminta untuk tidak melaut terlebih dahulu.
Editor: Budi Santoso