Nana Sudjana mengaku sebelumnya pihaknya sudah meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan rekayasa cuaca di wilayah Jateng. Sebanyak 12 kali rekayasa cuaca sudah dilakukan hingga pertengahan bulan Januari 2025.
Namun, rekayasa cuaca tersebut tidak bisa dilakukan terus menerus. Sehingga cuaca ekstrem akhirnya tak bisa dihindari di sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Akibatnya, banjir, tanah longsor hingga puting beliung terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Jateng.
Sejumlah kabupaten yang mengalami longsor dan banjir itu diantaranya, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Brebes, Kendal dan Kabupaten Pekalongan. Saat ini belum semua bencana itu selesai tertangani.
Untuk mencegah bencana banjir dan tanah longsor meluas, Nana Sudjana menyatakan, saat ini telah kembali meminta kepada BNPB untuk menggelar operasi rekayasa cuaca lagi. Rekayasa cuaca ini akan dilakukan hingga banjir surut.
”Kami kemarin bersama-sama kepala BNPB di Pekalongan memohon dilakukan operasi TMC. Sejak kemarin sudah dilakukan TMC, operasi sampai kita bisa mengendalikan bencana,” tutur Nana.
Selain meminta BNPB untuk melakukan operasi rekayasa cuaca, Pj Gubernur Jateng juga mengaku sudah meminta kabupaten/kota di Jateng untuk memetakan daerah yang rawan bencana. Sehingga bisa dilakukan langkah antisipasi.
Murianews, Pati – Sejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) dilanda banjir dan tanah longsor. Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengaku saat ini masih dilakukan rekayasa cuaca atau Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) lagi.
Nana Sudjana mengaku sebelumnya pihaknya sudah meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan rekayasa cuaca di wilayah Jateng. Sebanyak 12 kali rekayasa cuaca sudah dilakukan hingga pertengahan bulan Januari 2025.
Namun, rekayasa cuaca tersebut tidak bisa dilakukan terus menerus. Sehingga cuaca ekstrem akhirnya tak bisa dihindari di sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Akibatnya, banjir, tanah longsor hingga puting beliung terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Jateng.
Sejumlah kabupaten yang mengalami longsor dan banjir itu diantaranya, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Brebes, Kendal dan Kabupaten Pekalongan. Saat ini belum semua bencana itu selesai tertangani.
Untuk mencegah bencana banjir dan tanah longsor meluas, Nana Sudjana menyatakan, saat ini telah kembali meminta kepada BNPB untuk menggelar operasi rekayasa cuaca lagi. Rekayasa cuaca ini akan dilakukan hingga banjir surut.
”Kami kemarin bersama-sama kepala BNPB di Pekalongan memohon dilakukan operasi TMC. Sejak kemarin sudah dilakukan TMC, operasi sampai kita bisa mengendalikan bencana,” tutur Nana.
Selain meminta BNPB untuk melakukan operasi rekayasa cuaca, Pj Gubernur Jateng juga mengaku sudah meminta kabupaten/kota di Jateng untuk memetakan daerah yang rawan bencana. Sehingga bisa dilakukan langkah antisipasi.
Tak Bisa Melawan Alam...
”Kita sudah koordinasi dengan BNPB dan BMKG. Kita juga menggelar apel kesiapan. Sudah diperintahkan lokasi yang rawan banjir dan longsor kepada para bupati. Kita juga himbauan sampai di tingkat bawah. Kita tidak bisa melawan alam. Yang bisa kita lakukan pencegahan dan mengurangi resiko,” tutur dia.
Pj Gubernur Jateng juga mengaku sudah melakukan upaya penguatan tanggul untuk mencegah terjadinya tanggul jebol dan banjir. Namun intensitas hujan tinggi pada beberapa hari yang lalu.
”Koordinasi kita lakukan apalagi tanggul. Dari Grobogan dan Demak. Demikian juga terjadi di Kendal. Kami sudah melakukan penguatan tapi intensitas hujan tinggi,” kata dia.
Pihaknya berharap rekayasa cuaca bisa menurunkan intensitas hujan di Jateng. Dengan demikian, beban tanggul dan resiko bencana alam ikut menurun.
”Wilayah kita ada perbukitan dan pegunungan yang sudah beralih fungsi. Dari hutan kemudian menjadi lahan perkebunan. Ini sudah kita lakukan penanaman pohon yang mampu menyerap air. Tapi terkadang masyarakat perlu kita ingatkan. Ini memang PR kami dari provinsi dan kabupaten/kota,” pungkas dia.
Editor: Budi Santoso