Menurut warga, pembangun pabrik tersebut sudah berdampak kepada lingkungan masyarakat. Debu berterbangan ke pemukiman yang berjarak sekitar 90 meter hingga 100 meter dari pabrik.
”Baru pengerukan saja dampaknya sudah berdebu ke rumah warga. Palagi nanti kalau operasi. Jarak dengan pemukiman warga sekitar 90 meter-100 meter. Tidak boleh ini,” kata dia.
Sayangnya, penanggung jawab pembangunan pabrik tersebut tidak berada di lokasi saat warga datang. Hanya ada beberapa pekerja yang tidak bisa dimintai keterangan.
Meskipun demikian, warga bakal terus melakukan upaya perlawanan dengan mendesak pabrik tersebut ditutup.
”Kami menuntut untuk ditutup. Kalau masih beroperasi, kami akan berjuang terus sampai ditutup,” pungkasnya.
Murianews, Pati – Puluhan warga Dukuh Guwo, Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah menggelar unjuk rasa (demo), Rabu (23/4/2025).
Aksi ini merupakan bentuk protes keras terhadap pendirian sebuah pabrik beton yang tiba-tiba muncul tanpa pemberitahuan kepada masyarakat setempat.
Berdasarkan pantauan di lokasi, para demonstran dari berbagai kalangan datang berbondong-bondong ke lokasi pabrik. Mereka membawa poster dan atribut lain untuk mendesak pemerintah menutup pabrik tersebut.
”Kami selaku warga tidak menerima berdirinya pabrik ini. Karena dampaknya, satu polusi, pencemaran terhadap (lingkungan) warga. Terlalu dekat dengan pemukiman hanya beberapa meter dari pemukiman,” ujar salah satu warga, Darmo kepada Murianews.com.
Menurut warga, pabrik tersebut telah dibangun sejak satu bulan yang lalu. Lahan yang awalnya untuk pertanian dan tambak tiba-tiba diuruk dengan tanah. Selang beberapa waktu, didirikan alat untuk cor beton.
Warga pun bertanya-tanya kejelasan pabrik tersebut. Mengingat mereka merasa tidak pernah diminta izin oleh pihak pabrik. Hingga kini, warga pun belum mengatahui kepemilikan pabrik tersebut.
”Kami menolak keras. Apalagi mereka tidak izin sama rakyat. Berdiri mulai satu bulanan. Bisa dibilang ini pabrik siluman tanpa sepengetahuan warga. Pabrik siluman. Kami tidak tahu pemiliknya,” tutur Darmo.
Lingkungan Terdampak...
Menurut warga, pembangun pabrik tersebut sudah berdampak kepada lingkungan masyarakat. Debu berterbangan ke pemukiman yang berjarak sekitar 90 meter hingga 100 meter dari pabrik.
”Baru pengerukan saja dampaknya sudah berdebu ke rumah warga. Palagi nanti kalau operasi. Jarak dengan pemukiman warga sekitar 90 meter-100 meter. Tidak boleh ini,” kata dia.
Sayangnya, penanggung jawab pembangunan pabrik tersebut tidak berada di lokasi saat warga datang. Hanya ada beberapa pekerja yang tidak bisa dimintai keterangan.
Meskipun demikian, warga bakal terus melakukan upaya perlawanan dengan mendesak pabrik tersebut ditutup.
”Kami menuntut untuk ditutup. Kalau masih beroperasi, kami akan berjuang terus sampai ditutup,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Gadingrejo enggan diwawancara.
Editor: Supriyadi