Namun, BA menjadi sasaran kelompok siswa SMK. Ia dipukul dengan memakai bambu dan balok kayu. Kepalanya mengalami luka parah dan sempat dirawat di RSUD RAA Soewondo.
”Sempat dirawat dan dioprasi di RSUD RAA Soewondo. Dinyatakan meninggal pukul 03.30 WIB. Baru 05.30 WIB diumumkan di masjid. Ini dimakamkan di tempat pemakaman desa setempat,” pungkas Hadi.
Murianews, Pati – Jenazah korban tawuran antara dua kelompok siswa SMK di Kabupaten Pati tak diautopsi oleh pihak kepolisian. Pasalnya, keluarga korban tak berkenan.
Kepala Desa tempat tinggal korban (Desa Panggunroyom), Hadi memaparkan jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka pada Selasa (13/5/2025) pagi.
Jenazah korban tak kunjung dikebumikan lantaran pihak kepolisian mencoba membujuk keluarga korban agar jasad korban yang berinisial BA (17) itu diautopsi untuk menambah bukti pengeroyokan.
Namun, pihak keluarga korban keberatan. Hal ini membuat autopsi urung dilakukan. Jenazah korban pun rencananya dikebumikan di tempat pemakaman desa tempat tinggal korban.
”Mediasi dari pihak kepolisian maupun keluarga. Mediasi alot. Pihak keluarga keberatan untuk autopsi. Autopsi untuk persyaratan kejaksaan dan pengadilan,” kata Hadi.
Hadi mengungkapkan, pemuda yang masih duduk di bangku SMK Kelas X itu menjadi korban tawuran dua kelompok siswa SMK pada Jumat (9/5/2025) lalu. Saat itu, korban usai mendirikan salat jumat.
”Informasi yang beredar dari salat jumat menjadi korban tawuran,” ujar Hadi.
Sempat dirawat di RSUD Soewondo...
Namun, BA menjadi sasaran kelompok siswa SMK. Ia dipukul dengan memakai bambu dan balok kayu. Kepalanya mengalami luka parah dan sempat dirawat di RSUD RAA Soewondo.
”Sempat dirawat dan dioprasi di RSUD RAA Soewondo. Dinyatakan meninggal pukul 03.30 WIB. Baru 05.30 WIB diumumkan di masjid. Ini dimakamkan di tempat pemakaman desa setempat,” pungkas Hadi.
Editor: Cholis Anwar