Hal ini diungkapkan Koordinator Gerakan Masyarakat Petani Pundenrejo (Germapun) saat menggelar aksi di halaman Markas Polresta Pati, Senin (2/6/2025). Mereka khawatir bila preman tersebut tak segera ditangkap, maka pengrusakan kembali terjadi lagi.
”Penindasan dan pengrusakan harus ditindak supaya warga merasa aman dan adil. preman itu harus ditangkap agar tidak menindas petani Pundenrejo,” ujar Sarmin kepada Murianews.com.
”Yang kena luka sudah divisum, tapi belum ada tindaklanjuti. Maka polisi harus segera mengusut,” kata Sarmin.
Pihaknya pun sudah melaporkan kasus ini kepada pihak polisi pada 8 Mei 2025 lalu. Namun nyaris satu bulan kasus ini dilaporkan, belum ada satupun orang yang ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Murianews, Pati – Preman yang merobohkan beberapa rumah petani Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah masih berkeliaran hingga kini. Para petani Pundenrejo pun masih diliputi rasa cemas.
Hal ini diungkapkan Koordinator Gerakan Masyarakat Petani Pundenrejo (Germapun) saat menggelar aksi di halaman Markas Polresta Pati, Senin (2/6/2025). Mereka khawatir bila preman tersebut tak segera ditangkap, maka pengrusakan kembali terjadi lagi.
”Penindasan dan pengrusakan harus ditindak supaya warga merasa aman dan adil. preman itu harus ditangkap agar tidak menindas petani Pundenrejo,” ujar Sarmin kepada Murianews.com.
Sarmin mengungkapkan empat rumah petani Desa Pundenrejo dirobohkan paksa oleh sejumlah orang yang bertopeng sejak Maret 2025 lalu. Bahkan ada satu warga yang mengalami luka lantaran mencoba mempertahankan kediamannya.
”Yang kena luka sudah divisum, tapi belum ada tindaklanjuti. Maka polisi harus segera mengusut,” kata Sarmin.
Pihaknya pun sudah melaporkan kasus ini kepada pihak polisi pada 8 Mei 2025 lalu. Namun nyaris satu bulan kasus ini dilaporkan, belum ada satupun orang yang ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Ia pun meminta kepada Polresta Pati untuk segera menangkap para preman yang diduga suruhan PT Laju Perdana Indah (LPI). Bila tidak segera ditindaklanjuti, Sarmin khawatir bakal terjadi pengrusakan rumah kembali.
Akan ada lagi...
”Sampai sekarang sudah agak aman. Tapi kalau diteruskan kekhawatirannya akan ada lagi. Makanya kami minta preman yang disewa LPI untuk tidak merusak lagi,” tegas Sarmin.
Bila kasus ini tidak diusut tuntas, petani Desa Pundenrejo mengancam bakal kembali menggelar demonstrasi kembali.
”Kalau tidak terpenuhi kami akan terus berjuang sampai mendapat keadilan. Warga diliputi rasa takut dan (jiwa) terkikis. Kami benar-benar rakyat kecil,” tandas dia.
Pihak kepolisian tak menemui para demonstran. Namun beberapa perwakilan petani diminta untuk masuk ke dalam Markas Polresta Pati. Hingga kini belum ada pernyataan dari Polresta menanggapi demo ini.
Namun, beberapa waktu lalu, Kapolresta Pati AKBP Jaka Wahyudi menegaskan bakal mengusut tuntas kasus ini. Ia mengaku tak hanya Germapun yang melaporkan, namun PT LPI juga telah melaporkan para petani dengan tuduhan merusak lahan.
”Kedua belah pihak sudah saling lapor. Artinya delik aduan. Selama ada unsur pidana akan terus jalan. Kecuali nanti ada mediasi dan titik temu dan keduanya saling mencabut,” pungkas dia.
Editor: Anggara Jiwandhana