Begini Cara Petani Tembakau Jaken Pati Tingkatkan Kualitas
Umar Hanafi
Sabtu, 14 Juni 2025 14:57:00
Murianews, Pati – Kecamatan Jaken salah satu sentra tanaman tembakau di Kabupaten Pati. Ratusan hektare lahan tembakau berada di sana. Petani Jaken pun mempunyai cara untuk meningkatkan kualitas.
Seorang petani tembakau asal Desa Sumberagung, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, Eko Novin mengungkapkan, bulan Juni merupakan waktu yang pas untuk meningkatkan kualitas dan produksi tembakau.
Caranya, petani di daerahnya melakukan pemangkasan pucuk alias topping. Ia menjelaskan proses topping ini dilakukan dengan cara memetik bunga-bunga tembakau yang tumbuh.
”Untuk saat ini kami sedang topping, pucuke diputet (petik), yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produksi daun. Topping dilakukan saat kuncup bunga mulai tampak, biasanya saat tanaman berumur 60 hingga 65 hari,” jelasnya, Sabtu (14/6/2025).
Kegiatan ini dilakukan dengan memotong tangkai bunga di atas 2 sampai 3 daun di bawah daun bendera. Ia pun memanfaatkan suasana musim kemarau yang sangat ideal untuk budidaya tembakau ini.
Diketahui, pria dengan sapaan Novin mulai menanam tembakau sejak Mei lalu. Ia memilih tanam Mei karena pada April lalu curah hujan masih tinggi sehingga dikhawatirkan kena rendaman air di ladang tadah hujan.
Memperhitungkan cuaca memang perlu bagi petani komoditas tersebut, karena kalau tidak berhati-hati memilih waktu tanam akan menyebabkan tanaman gugur.
Bahkan beberapa petani lain tanaman tembakaunya gugur lantaran terkena hujan hingga banjir saat menanam di bulan April lalu.
Diketahui lahan tadah hujan rawan banjir ketika curah hujan tinggi. Dan lahan di Kecamatan Jaken merupakan tadah hujan, yang mengandalkan irigasi dari air yang turun dari langit.
”Termasuk yang membingungkan petani ketika cuaca dikira udah kering, bibit ditanam, bibit udah habis, malah hujan, kebanjiran, dan mati. Mau ngulang (tanam ulang) bibit malah udah habis,“ ungkapnya.
Ketika bibit siap tanam, tanah masih basah gak bisa ditanami. Menurutnya, itu bisa menjadi kerugian juga.
"Bisa ditanam dengan perlakuan khusus," sambung Novin.
Diketahui, Kabupaten Pati menjadi wilayah yang mulai memperluas areal tanam tembakau. Terdapat 11 kecamatan yang telah menanam tembakau, di antaranya Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Batangan, Winong, Tambakromo, Kayen, Wedarijaksa, Gembong, Gunungwungkal, dan Cluwak.
Editor: Cholis Anwar
Murianews, Pati – Kecamatan Jaken salah satu sentra tanaman tembakau di Kabupaten Pati. Ratusan hektare lahan tembakau berada di sana. Petani Jaken pun mempunyai cara untuk meningkatkan kualitas.
Seorang petani tembakau asal Desa Sumberagung, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, Eko Novin mengungkapkan, bulan Juni merupakan waktu yang pas untuk meningkatkan kualitas dan produksi tembakau.
Caranya, petani di daerahnya melakukan pemangkasan pucuk alias topping. Ia menjelaskan proses topping ini dilakukan dengan cara memetik bunga-bunga tembakau yang tumbuh.
”Untuk saat ini kami sedang topping, pucuke diputet (petik), yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produksi daun. Topping dilakukan saat kuncup bunga mulai tampak, biasanya saat tanaman berumur 60 hingga 65 hari,” jelasnya, Sabtu (14/6/2025).
Kegiatan ini dilakukan dengan memotong tangkai bunga di atas 2 sampai 3 daun di bawah daun bendera. Ia pun memanfaatkan suasana musim kemarau yang sangat ideal untuk budidaya tembakau ini.
Diketahui, pria dengan sapaan Novin mulai menanam tembakau sejak Mei lalu. Ia memilih tanam Mei karena pada April lalu curah hujan masih tinggi sehingga dikhawatirkan kena rendaman air di ladang tadah hujan.
Memperhitungkan cuaca memang perlu bagi petani komoditas tersebut, karena kalau tidak berhati-hati memilih waktu tanam akan menyebabkan tanaman gugur.
Bahkan beberapa petani lain tanaman tembakaunya gugur lantaran terkena hujan hingga banjir saat menanam di bulan April lalu.
Diketahui lahan tadah hujan rawan banjir ketika curah hujan tinggi. Dan lahan di Kecamatan Jaken merupakan tadah hujan, yang mengandalkan irigasi dari air yang turun dari langit.
”Termasuk yang membingungkan petani ketika cuaca dikira udah kering, bibit ditanam, bibit udah habis, malah hujan, kebanjiran, dan mati. Mau ngulang (tanam ulang) bibit malah udah habis,“ ungkapnya.
Ketika bibit siap tanam, tanah masih basah gak bisa ditanami. Menurutnya, itu bisa menjadi kerugian juga.
"Bisa ditanam dengan perlakuan khusus," sambung Novin.
Diketahui, Kabupaten Pati menjadi wilayah yang mulai memperluas areal tanam tembakau. Terdapat 11 kecamatan yang telah menanam tembakau, di antaranya Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Batangan, Winong, Tambakromo, Kayen, Wedarijaksa, Gembong, Gunungwungkal, dan Cluwak.
Editor: Cholis Anwar