Rabu, 19 November 2025

Ia pun mengusulkan sejumlah solusi. Seperti pembuatan pemecah ombak di bibir pantai Kecamatan Tayu hingga normalisasi sungai.

”Karena ini abrasii harus ada pembuatan alat pemecah ombak, sehingga abrasi bisa ditanggulangi. Kedua melakukan normalisasi sungai secara masif. Karena di Desa Tunggulsari terdapat 4 sungai,” ungkap dia.

Ia mengaku pada bulan Agustus hingga September 2024 lalu, pihaknya sebenarnya sudah melakukan normalisasi sungai. Namun lantaran curah hujan tinggi ditambah tingginya gelombang rob, membuat sungai tak mampu menampung.

Tak hanya membuat pemecah ombak dan normalisasi sungai, ia juga menilai perlu penanaman mangrove kembali di pesisir pantai sebagai sabuk alam untuk menahan ombak. Solusi ini bisa dilakukan dengan kerja sama berbagai lapisan pemerintah.

”Setelah siklus normal bisa melakukan pengamanan mangrove,” pungkas dia.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler