Salah satu anggota Panitia Khusus (Pansus), Irianto Budi Utomo dikalungi obat anti masuk angin dengan merk tolak angin agar tidak ’masuk angin’ alias melunak dalam penyelidikan.
Seusai sidang Pansus yang mengundang Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati Luky Pratugas Narimo itu, salah satu pentolan Masyarakat Pati Bersatu menghampiri Irianto dan mengalungkan tolak angin. Pasalnya, politikus Partai Gerindra itu dianggap masuk angin.
Koordinator aksi Masyarakat Pati Bersatu Teguh Istiyanto menganggap anggota pansus pemakzulan Sudewo masuk angin. Oleh karena itu, pihaknya memberikan tolak angin.
”Kami lihat tadi Iryanto dari Partai Gerindra kayaknya dalam Pansus tadi kayaknya sedang mengalami gejala masuk angin. Maka kami berikan obat masuk angin supaya tidak masuk angin,” katanya.
Teguh tak menjelaskan apa yang dimaksud dengan masuk angin. Ia hanya berharap tak ada anggota pansus yang masuk angin.
”Harapannya kalau memang anggota pansus tersebut itu menderita gejala masuk angin, nanti kita tetap mengawal dan menyediakan obat masuk angin. (Indikasinya) dari tutur katanya agak serak-serak basah,” ujarnya.
Murianews, Pati – Suasana sidang panitia khusus (pansus) hak angket DPRD Pati atau pansus pemakzulan Sudewo sempat memanas.
Salah satu anggota Panitia Khusus (Pansus), Irianto Budi Utomo dikalungi obat anti masuk angin dengan merk tolak angin agar tidak ’masuk angin’ alias melunak dalam penyelidikan.
Seusai sidang Pansus yang mengundang Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati Luky Pratugas Narimo itu, salah satu pentolan Masyarakat Pati Bersatu menghampiri Irianto dan mengalungkan tolak angin. Pasalnya, politikus Partai Gerindra itu dianggap masuk angin.
Koordinator aksi Masyarakat Pati Bersatu Teguh Istiyanto menganggap anggota pansus pemakzulan Sudewo masuk angin. Oleh karena itu, pihaknya memberikan tolak angin.
”Kami lihat tadi Iryanto dari Partai Gerindra kayaknya dalam Pansus tadi kayaknya sedang mengalami gejala masuk angin. Maka kami berikan obat masuk angin supaya tidak masuk angin,” katanya.
Teguh tak menjelaskan apa yang dimaksud dengan masuk angin. Ia hanya berharap tak ada anggota pansus yang masuk angin.
”Harapannya kalau memang anggota pansus tersebut itu menderita gejala masuk angin, nanti kita tetap mengawal dan menyediakan obat masuk angin. (Indikasinya) dari tutur katanya agak serak-serak basah,” ujarnya.
Mengaku kaget...
Sementara itu, Irianto Budi Utomo mengaku kaget saat diberi tolak angin. Ia menyebut tak paham maksud dari aksi itu.
”Kaget ketika didatangi mau dikasih kalong tolak angin. Kebetulan tolak angin tadi ada yang bocor malah kotor. Makanya saya menolak. Artinya apa saya tidak tahu,” ungkapnya.
Irianto mengaku dirinya tetap menghargai berjalannya pansus pemakzulan Sudewo ini. Menurutnya pansus ini adalah aspirasi masyarakat.
”Gerindra sendiri juga mengusulkan tentang dibentuk hak angket. Pansus dibentuk itu dari aspirasi. Pansus berdiri obyektif. Artinya tidak condong sana tidak condong sini. Pansus dibentuk menggali informasi yang didapat dari dinas yang ada,” tuturnya.
Namun, ia memberikan catatan bahwa pansus pemakzulan Sudewo tak bisa menjustifikasi. Irianto menyebut tugas pansus yakni untuk menggali informasi.
”Perlu diketahui pansus tidak boleh menjustis apa yang didapat dari informasi itu. Kita menggali informasi tidak boleh menjustis. Adapun berakhirnya seperti apa kita tidak tahu. Pansus jalan apa adanya. Kita sampaikan di Paripurna. Kesimpulan seperti apa disampaikan ke Mahkamah Agung. Kami tidak bisa menilai Sudewo lengser atau tidak,” pungkasnya.
Editor: Anggara Jiwandhana