Pintu Air Tanggulangin Dibuka, Banjir Kudus Diharap Segera Surut
Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 21 Maret 2024 17:49:00
Murianews, Kudus – Pintu air di Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah telah dibuka sejak Rabu (20/3/2024). Pembukaan tersebut diharapkan bisa sesegera mungkin menyurutkan banjir di Kudus, khususnya di Desa Jati Wetan.
Berdasarkan pantauan, kondisi banjir di Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan memang sudah berangsur surut, Kamis (21/3/2024) pagi. Namun beberapa genangan air masih menggenangi akses jalan menuju rumah warga.
Saat ini ketinggian air di permukiman warga Desa Jati Wetan sudah di bawah lutut orang dewasa. Sebelumnya, ketinggian air masih seperut orang dewasa.
Beberapa warga yang bertahan beraktivitas dengan menerobos genangan banjir. Mereka masih menggunakan perahu untuk mengangkut barang agar tidak basah terkena air. Beberapa warga juga mengecek kondisi rumahnya.
Salah seorang warga, Arif mengaku pintu air di Dukuh Tanggulangin telah dibuka pada Rabu (20/3/2024) sekitar pukul 13.00 WIB. Dia menjelaskan, saat ini kondisi genangan air telah mengalami penurunan debit.
”Semula ketinggian seperut orang dewasa, kini setelah dibuka jadi selutut,” katanya.
Selama banjir, dia memilih bertahan di rumahnya. Hal itu dilakukan lantaran kondisi air hanya sebatas mata kaki di area dalam tempat tinggalnya.
Arif menambahkan, selama banjir tidak ada suplai bantuan logistik. Dia memenuhi kebutuhan makannya dengan memasak sendiri.
Sementara itu, Moh Muslih menengok rumahnya yang terendam banjir kemarin. Dia ingin memastikan kondisi rumahnya aman. Serta mengecek air sudah surut lantaran kondisi pintu air telah dibuka.
”Ini sudah lumayan surut. Ketinggian sudah surut sekitar selutut yang ada di dalam rumah,” katanya.
Terpisah, Camat Jati, Fiza Akbar mengatakan, dibukanya pintu sungai ini akan membuat banjir surut. Dimungkinkan banjir akan surut kurang lebih sepekan lagi.
Selain membuka pintu air, empat pompa portable milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana juga dioperasikan untuk menyedot air.
”Kapasitas pompa air per unit 250 liter per detik, kalau empat ada 1000 liter per detik dengan operasional 24 jam,” ungkapnya.
Fiza menambahkan, terkait tidak distribusikannya makanan kepada warga sebetulnya telah dikomunikasikan. Warga yang bertahan di rumahnya diberikan subsidi bahan-bahan dapur.
”Masyarakat bisa mengolah atau memasaknya sendiri di rumah,” imbuhnya.
Editor: Supriyadi



