Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Penarikan uang untuk tabungan yang terjadi di SMPN 3 Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dipersoalkan. Masalah ini melibatkan siswa yang juga merupakan atlet dari Akademi Sarana Talenta Indonesia (ASTI) Kudus.

CEO Akademi Sarana Talenta Indonesia (ASTI) Kudus Arif Budianto mengatakan, pihaknya mempermasalahkan penarikan tabungan sebesar Rp 1,5 juta untuk tiap-tiap anak yang duduk di kelas IX. Jumlahnya ada enam anak.

Enam anak tersebut merupakan pindahan dari sekolah swasta di Kabupaten Kudus ke SMPN 3 Bae. Awalnya keenam siswa tersebut hendak menabung Rp 100 ribu per anak. Namun, pengakuan dari CEO ASTI Kudus, Arif Budianto pihak SMPN 3 Bae menolak karena ingin agar per siswa menabung Rp 1,5 juta.

”Enam siswa kelas sembilan ini tabungannya Rp 100 ribu per anak dikembalikan. Pihak sekolah ingin masing-masing anak langsung menabung Rp 1,5 juta setahun,” katanya saat dikonfirmasi, Selasa (24/9/2024).

Ia merasa keberatan dengan hal tersebut. Karena siswa lain yang juga pesepakbola ASTI di kelas VII dan kelas VIII tidak ada masalah terkait tabungan.

Pada 20 September 2024 lalu, admin dari ASTI Kudus telah menyetorkan uang program tabungan sejumlah Rp 5.200.000. Jumlah itu untuk 24 siswa kelas VII, 22 siswa kelas VIII dan enam siswa kelas IX.

Namun pihak SMP 3 BAE Kudus, dalam hal ini kepala sekolah hanya mau menerima uang tabungan untuk kelas VII dan VIII saja sejumlah 4.600.000. Sedangkan uang tabungan siswa kelas IX sebanyak Rp 600.000 atau Rp 100.000 per siswa dikembalikan. Sebab, pihak SMPN 3 Bae meminta dibayarkan sejumlah Rp 1.500.000 per orang.

”Kronologi muncul keinginan agar enam anak tadi masing-masing membayar Rp 1,5 juta itu karena sebelumnya kami ada 13 siswa yang keseluruhannya pindah di SMPN 3 Bae yang masing-masing memang membayar tabungan Rp 1,5 juta per orangnya dan sudah kami bayarkan sebesar Rp 19,5 juta. Tetapi untuk 13 siswa ini situasinya kami sudah ada kesepakatan sejak awal,” terangnya.

Kondisi ini menurutnya berbeda dibandingkan dengan enam siswa tersebut. Sebab, enam siswa itu sudah berada di SMPN 3 Bae sejak kelas dua SMP.

”Kok ini bisa-bisanya yang enam siswa ditarik Rp 1,5 juta seakan-akan ingin disamakan dengan 13 siswa. Padahal enam siswa ini tidak ada kesepakatan di awal untuk menabung Rp 1,5 juta. Admin kami juga diuber-uber,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mendapat informasi penggunaan tabungan itu untuk berbagai kegiatan siswa. Diantaranya seperti kegiatan manasik haji, perpisahan, karya wisata, dan lainnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 3 Bae Kudus, Noor Hidayah mengatakan penarikan iuran tersebut untuk tabungan. Pihaknya menarik Rp 1,5 juta agar sekalian bisa untuk setahun.

”Nominal Rp 1,5 juta itu untuk tabungan. kami menarik Rp 1,5 juta supaya langsung sekalian,” katanya saat ditemui di sekolah, Selasa (24/9/2024)

Ia menambahkan, tabungan tersebut sebenarnya kembali ke anak. Yakni untuk membiayai perpisahan siswa, kegiatan manasik haji, karya wisata, dan lainnya.

”Pada intinya tabungan akan kembali ke anak dalam bentuk kegiatan untuk anak,” sambungnya.

Ia menambahkan, pihaknya hanya sebatas mengenalkan budaya menabung untuk menumbuhkan karakter berhemat dan disiplin. Sehingga terbiasa menyisihkan uang.

”Tujuan kami sebenarnya hanya imgin mengajarkan anak didik untuk menabung. Supaya saat dewasa terbiasa menyisihkan uang,” imbuhnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler