MUI Kudus Ingatkan Tiga Hal Penting dalam Berdakwah

Kudus, Murianews – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kudus, Ahmad Hamdani, menekankan pentingnya tata cara berdakwah yang baik dan bijaksana. Ia menyampaikan tiga prinsip utama yang harus dipegang para pendakwah saat menyampaikan pesan di hadapan publik.

Hamdani menjelaskan, prinsip pertama adalah berdakwah harus dilakukan dengan bijaksana. Kebijaksanaan tersebut mencakup kemampuan membaca situasi, termasuk dalam menyisipkan humor.

Namun, humor yang disampaikan harus tetap menjaga perasaan orang lain agar tidak menyinggung atau menimbulkan sakit hati.

”Kalau mau disisipi bercanda tidak apa-apa, asalkan tahu kondisi. Dalam hal ini cara bercandanya juga tidak menyinggung pihak lain sehingga tidak menimbulkan sakit hati,” ujarnya.

Menurutnya, bersikap bijaksana sangat penting untuk mencegah kegaduhan dalam berdakwah. Ia menegaskan pentingnya menjadi teladan yang baik dengan sikap Uswatun Hasanah.

Prinsip kedua adalah berdakwah melalui penyampaian wejangan yang berisi hal-hal baik. Wejangan tersebut diharapkan mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada para pendengar.

Ketiga, berdakwah juga dapat dilakukan melalui metode perdebatan, tetapi dengan syarat dilakukan secara baik dan ilmiah.

”Pelaksanaan dakwah dengan berdebat diperbolehkan kalau memang membutuhkan perdebatan. Namun, harus diketahui berdebatnya dengan cara dan metode yang baik. Bisa dilakukan dengan penyampaian hal yang ilmiah,” jelasnya.

Pendekatan dakwah...

Ahmad Hamdani menekankan, ketiga prinsip tersebut penting untuk menjaga dakwah agar tidak menyinggung atau merendahkan orang lain. Pendakwah harus memahami audiensnya dan memilih pendekatan yang sesuai.

”Seorang pendakwah harus tahu siapa yang diajak bicara dan apa yang harus disampaikan,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengapresiasi masyarakat yang antusias menghadiri acara pengajian untuk memperdalam pengetahuan agama. Namun, ia juga mengingatkan agar masyarakat tetap kritis dengan memeriksa rekam jejak pendakwah yang mereka dengarkan.

”Pendakwah itu kan sebagai pengganti rasul, sehingga dakwahnya harus dilakukan dengan cara yang baik, lembut, dan menarik perhatian orang,” pungkasnya.

Editor: Cholis Anwar