Kamis, 20 November 2025

Murianews, KudusSDN 3 Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menarik perhatian di Expo Program Berbudaya Aktif Literasi dan Numerasi (Beraksi) di Kantor Pusat Belajar Guru (PBG), Senin (19/5/2025).

Dalam agenda itu, mereka menampilkan inovasi busana dari sampah plastik dan karung. Inovasi itu lahir dari kepedulian mereka pada persoalan sampah di Kudus.

Ada tiga produk yang ditampilkan SDN 3 Terban itu. Yakni, gaun, rompi paranet, dan kebaya yang semuanya dirancang dari sampah.

Guru Kelas 5 SDN 3 Terban, Erika Linda Faradila mengatakan busana tersebut dibuat siswa-siswi kelas 4 dan kelas 5. Produknya sejauh ini sudah ada empat gaun dari sampah, dua kebaya dari karung dan rompi dari paranet sebanyak tujuh buah.

”Gaun kami buat dalam kurun waktu satu bulan. Begitu juga yang kebaya dari karung memakan waktu satu bulan dan kami bekerjasama dengan penjahit. Kalau rompi paranet dari payonan itu hanya butuh waktu dua hari,” katanya, Senin (19/5/2025).

Produk-produk tersebut juga kerap ditampilkan ketika ada acara karnaval di desa. Tujuannya untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat peduli terhadap permasalahan sampah.

Selain tiga produk utama itu pihaknya juga mengajak siswa berkreasi membuat kerajinan tangan dari sampah. Seperti vas bunga, celengan, tempat pensil, gantungan kunci dan lainnya.

”Kami mengangkat tema upcycle to the next level. Artinya kami ingin meningkatkan nilai ekonomis dan nilai guna dari barang yang tidak terpakai menjadi lebih bernilai guna,” sambungnya.

Kerajinan... 

Selama pembuatan kerajinan dari sampah tak ditemui kendala. Siswa-siswi yang dibimbing olehnya antusias untuk berkarya.

”Kegiatan yang kami lakukan ini dilandasi kedaruratan permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Kudus. Dari situ kami ajak siswa untuk mengurangi sampah sebisanya,” terangnya.

Dirinya berkomitmen untuk terus berinovasi membuat kostum dari sampah atau barang yang tak bernilai guna. Langkah kecil itu terus dicoba untuk mengurangi permasalahan sampah di Kabupaten Kudus.

”Keinginan kami permasalahan sampah bisa tertangani. Inovasi penanggulangan sampah akan terus kami coba sebisanya,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Kudus, Samani Intakoris mengatakan edukasi perihal sampah sejak dini merupakan hal bagus. Menurutnya, siswa harus diberi pemahaman sejak dini tentang cara mengolah sampah.

”Edukasi sejak dini tentang mengolah sampah memang harus dilakukan. Pemkab Kudus terus mendukung. Kami juga berterima kasih kepada Djarum Foundation terkait kegiatan ini,” imbuhnya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler