Hal ini setelah akun anonim mengunggah keluhannya soal tabungan yang hendak digunakan study tour siswa kelas VIII SMP 1 Mejobo di grup Info Seputar Kudus Terbaru. Pada keluhan itu juga menyertakan gambar sekolah SMP 1 Mejobo.
Tabungan kegiatan siswa itu juga diperuntukkan bagi kegiatan di sekolah yang diikuti siswa. Contohnya untuk kegiatan HUT sekolah, pengadaan kalender, kegiatan Maulid Nabi di sekolah, acara Israj Miraj dan lainnya.
”Supaya tidak hanya bergantung dengan Dana BOS saja. Karena kalau mengandalkan dana BOS saja tidak cukup. Selain itu supaya setiap ada kegiatan tidak harus minta ke orang tua,” katanya, Sabtu (24/5/2025) malam.
Murianews, Kudus – Keluhan dana tabungan study tour SMP 1 Mejobo Kudus, Jawa Tengah sempat viral di media sosial (medsos).
Hal ini setelah akun anonim mengunggah keluhannya soal tabungan yang hendak digunakan study tour siswa kelas VIII SMP 1 Mejobo di grup Info Seputar Kudus Terbaru. Pada keluhan itu juga menyertakan gambar sekolah SMP 1 Mejobo.
”Dari kelas 7 sampai 8 dua tahun Nabung 75 rb perbulan katanya biaya utk study tour, kok malah ditarik lagi biaya. Di minta transparan rincian tabungan selama 2 tahn tdk bisa menunjukkan,” tulis akun tersebut.
Menanggapi hal itu, Kepala SMP 1 Mejobo, Sutrisno saat diklarifikasi Murianews.com menyampaikan pihak sekolah memang ada tabungan untuk siswa yang bernama tabungan kegiatan siswa.
Tabungan itu sebenarnya tidak hanya diperuntukkan untuk keperluan study tour siswa di kelas VIII atau kelas 2 SMP.
Tabungan kegiatan siswa itu juga diperuntukkan bagi kegiatan di sekolah yang diikuti siswa. Contohnya untuk kegiatan HUT sekolah, pengadaan kalender, kegiatan Maulid Nabi di sekolah, acara Israj Miraj dan lainnya.
”Supaya tidak hanya bergantung dengan Dana BOS saja. Karena kalau mengandalkan dana BOS saja tidak cukup. Selain itu supaya setiap ada kegiatan tidak harus minta ke orang tua,” katanya, Sabtu (24/5/2025) malam.
Diduga Miskomunikasi...
Tabungan kegiatan siswa itu sebenarnya juga untuk mengkover kebutuhan siswa di sekolah, tidak hanya untuk kebutuhan study tour saja. Namun, menurut Sutrisno wali murid salah menerima informasi yang disampaikan pihak sekolah.
”Selama duduk di bangku kelas VII atau 1 SMP sampai kelas VIII per anak ditarik Rp 75 ribu. Tabungan itu nantinya juga untuk biaya study tour. Sehingga orang tua nanti cukup menambah kekurangannya saja dari tabungan tersebut ketika siswa hendak berangkat study tour,” sambungnya.
Menurutnya permasalahan ini hanya miskomunikasi semata. Ia menjelaskan, sebenarnya dari tabungan tersebut untuk mengurangi beban biaya study tour sejumlah Rp 935 ribu per anak dengan tujuan ke Jakarta.
”Masing-masing anak berbeda. Misalnya ada yang rajin menabung, mungkin kekurangan untuk biaya study tour-nya hanya sedikit. Tetapi kalau ada yang nabungnya bolong-bolong, maka jumlah kekurangannya untuk biaya study tour masih banyak,” terangnya.
Menurut Sutrisno, pihaknya telah menyosialisasikan hal ini kepada wali murid sejak tahun ajaran baru. Tepatnya pada Juli 2024 silam. Namun, ia tidak mengetahui kalau ternyata masih ada wali murid yang belum memahami.
”Kami sudah menjelaskan kepada wali murid sejak awal tahun ajaran baru. Kami juga terbuka kalau ada yang mau datang ke sekolah menanyakan hal ini,” imbuhnya.
Editor: Supriyadi