Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus mencatat ada 86 pasien yang terkena penyakit Tuberculosis (TBC) meninggal dunia tahun ini. Data pasien meninggal ini, tercatat mulai bulan Januari hingga awal September 2023.

Jumlah pasien meninggal ini, mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana tahun 2021 ada sebanyak 47 kasus meninggal, dan tahun 2022 ada 58 kasus pasien TBC yang meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Andini Aridewi mengatakan, pasien tersebut meninggal tidak hanya murni karena penyakit TBC saja. Melainkan memiliki penyakit penyerta.

Penyakit penyerta tersebut, seperti diabetes melitus (DM), hipertensi, hingga gangguan fungsi hati.

”Kalau Tbnya sudah diobati dengan rutin, dan dia juga konsisten minum obat itu kemungkinan besar bisa sembuh. Kemungkinan meninggalnya karena ada penyakit penyerta,” katanya, Rabu (12/9/2023)

Ia menjelaskan, kelompok rentan yang mudah terkena atau tertular penyakit TBC berada diusia produktif atau sekitar usia 20-55 tahun. Terlebih, jika mereka memiliki riwayat penyakit.

”Kemudian, dipengaruhi dengan hygine sanitasi yang rendah serta input gizi yang kurang. Kebanyakan usia produktif yang penularannya tidak hanya bisa dilingkup keluarga, tapi bisa juga dilingkungan dia kerja. Ini harus diwaspadai,” tambahnya.

Ia menjelaskan, upaya pencegahan dan pengendalian TBC saat ini tengah digencarkan dengan melibatkan berbagai stakeholder dari lintas sektoral hingga komunitas.

”Baik itu dari penemuan kasus suspek, pengawalan pengobatan, pencegahan penularan dengan investigasi kontak, hingga pendalaman penyakit penyerta pasien,” ungkapnya.

Sebagai informasi, sebanyak 8.363 kasus suspek TBC sudah ditemukan pada tahun 2023 ini. Dari jumlah tersebut, lebih dari seribu pasien positif TBC dan tengah menjalani pengobatan.

Di ataranya, ada penderita TBC yang sensitif terhadap obat anti TB sebanyak 1.637 kasus. Kemudian, penderita TBC resisten obat (RO) sebanyak 46 kasus.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler