Jokowi Sebut Indonesia Berpeluang Besar Raih Indonesia Emas
Zulkifli Fahmi
Rabu, 16 Agustus 2023 13:58:00
Murianews, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan dua peluang besar untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045. Peluang besar itu yakni bonus demografi yang mencapai puncak pada 2030 dan kepercayaan Internasional.
Itu diungkapkan Jokowi dalam Pidato Kenegaraannya di Sidang Tahunan Bersama MPR, DPR, DPD RI dalam rangka HUT Ke-78 Kemerdekaan RI, Rabu (16/8/2023) seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi menyebut, puncak bonus demografi, 68 persen penduduk Indonesia berusia produktif. Menurutnya, kala itu menjadi kunci kesempatan Indonesia untuk meningkatkan produktivitas nasional.
Kemudian, Jokowi juga menyebut kepercayaan Internasional yang dibangun bukanlah sekadar gimmick dan retorika semata. Melainkan, itu melalui peran dan peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap.
’’Momentum Presidensi Indonesia di G20, Keketuaan Indonesia di ASEAN, konsistensi Indonesia dalam menjunjung HAM, kemanusiaan, dan kesetaraan, serta kesuksesan Indonesia menghadapi krisis dunia 3 tahun terakhir ini, telah mendongkrak dan menempatkan Indonesia kembali dalam peta percaturan dunia,’’ katanya.
Menurut Jokowi, Indonesia dengan Pancasila-nya mampu menghadirkan ruang dialog untuk mendapatkan titip temu dan menjembatani perbedaan di tengah pergolakan dunia.
’’Lembaga think tank Australia, Lowy Institute, menyebut Indonesia sebagai middle power in Asia, dengan diplomatic influence yang terus meningkat tajam. Indonesia termasuk 1 dari 6 negara Asia yang mengalami kenaikan comprehensive power,’’ jelas Jokowi.
Jokowi menyebut kritik yang menyebut apa pentingnya kepercayaan internasional yang tinggi. Menurutnya itu merupakan contoh pembuangan energi untuk hal tak produktif.
’’Tapi tidak apa-apa, saya malah senang. Memang harus ada yang begini, supaya lebih berwarna, supaya tidak monoton,’’ katanya.
Jokowi menegaskan, kepercayaan international yang tinggi membuat kedaulatan Indonesia lebih dihormati. Suara Indonesia pun akan lebih didengar sehingga memudahkan dalam bernegosiasi.
’’Peluang tersebut harus mampu kita manfaatkan. Kita rugi besar jika kita melewatkan kesempatan ini, karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu kita akan kembali memilikinya,’’ ujarnya.



